Presiden Donald Trump memperingatkan bakal menjatuhkan sanksi ke Rusia bila Moskow tak setuju gencatan senjata.
Utusan khusus AS Steve Witkoff tiba di Moskow, beberapa hari sebelum batas waktu Gedung Putih bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina atau menghadapi konsekuensi ekonomi.
Trump menegaskan akan memberlakukan sanksi jika Rusia tidak menerima gencatan senjata dalam perangnya melawan Ukraina sebelum Jumat. Meski Gedung Putih belum merinci langkah spesifik, Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan "tarif sekunder" terhadap mitra dagang Rusia seperti India dan China.
Setibanya di Moskow pada Rabu, Witkoff disambut oleh perwakilan khusus Kremlin Kirill Dmitriev, menurut kantor berita TASS. Dmitriev berperan penting dalam perundingan damai Rusia-Ukraina di Istanbul beberapa bulan terakhir, serta diskusi antara pejabat Rusia dan AS.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyambut positif kunjungan Witkoff. "Kami anggap (pembicaraan dengannya) penting, substansial, dan sangat bermanfaat," ujarnya. Namun, Kremlin belum mengkonfirmasi apakah Witkoff bakal bertemu Presiden Vladimir Putin.
Ditanya soal pesan Witkoff untuk Moskow serta upaya menghindari sanksi, Trump hanya menjawab: "Ya, buat kesepakatan agar orang-orang berhenti terbunuh."
Witkoff, miliarder properti tanpa pengalaman diplomatik sebelum bergabung dengan tim Trump pada Januari, dikritik dinilai tidak mumpuni untuk tugas ini. Ia beberapa kali bertemu Putin secara intensif.
Tiga babak perundingan damai di Istanbul gagal mencapai kemajuan. Putin tetap menolak gencatan senjata, meski menyatakan ingin perdamaian. Tuntutannya—termasuk pelepasan lebih banyak wilayah Ukraina dan penolakan dukungan Barat—tak berubah.
Sementara itu, Kyiv mendesak gencatan segera. Presiden Volodymyr Zelenskyy pekan lalu mendorong sekutu untuk mendorong "perubahan rezim" di Moskow.