Paulin Kola dan Kayla Epstein
Getty / BBC
Mantan Menteri Keuangan Larry Summers (kiri), Mantan Penasihat Gedung Putih Kathryn Ruemmler (tengah), dan jurnalis Michael Wolff (kanan) semuanya disebutkan dalam dokumen Epstein yang dirilis oleh Kongres.
Para anggota legislatif AS telah merilis lebih dari 20.000 halaman dokumen dari harta kekayaan finansier yang terjerat skandal dan pelaku kejahatan seksual mendiang Jeffrey Epstein.
Sebagian dokumen menyebutkan Andrew Mountbatten Windsor, mantan pangeran dan saudara Raja Charles; Presiden AS Donald Trump; mantan penasihat Trump Steve Bannon; serta sederet tokoh lain dari dunia media, politik, dan hiburan, yang menggarisbawahi luasnya jaringan kontak Epstein.
Trump telah berteman dengan Epstein selama bertahun-tahun, namun sang presiden menyatakan mereka berselisih sekitar tahun 2004, bertahun-tahun sebelum Epstein pertama kali ditangkap. Trump secara konsisten telah menyangkal segala keterkaitan dengan Epstein.
Berikut adalah beberapa nama lain yang muncul, yang tidak mengindikasikan kesalahan apapun dari pihak-pihak yang disebutkan.
Michael Wolff
Reuters
“Saya sudah berusaha membicarakan kisah ini sejak lama sekali,” kata Wolff pada Rabu.
Michael Wolff, 72, adalah seorang jurnalis dan kolumnis Amerika—serta penulis buku yang produktif tentang kalangan kaya dan terkenal.
*Fire and Fury*, buku pertama dari beberapa bukunya yang meliputi masa jabatan pertama Trump sebagai presiden AS, terbit pada 2018 dengan gambaran tentang Gedung Putih yang disfungsional dan detail-detail mesum tentang panglima tertinggi AS tersebut. Trump menyatakan buku itu “penuh kebohongan”.
Sebagian dokumen terbaru terkait Jeffrey Epstein mengungkap sebuah hubungan yang tampak menunjukkan adanya korespondensi antara Wolff dan pelaku kejahatan seksual yang telah dihukum itu.
Perhatian khususnya tertuju pada salah satu email, di mana Wolff tampak memberi nasihat kepada Epstein sehubungan dengan Trump, saat Trump berkampanye untuk Gedung Putih untuk pertama kalinya.
Wolff menulis kepada Epstein pada 2015 untuk memberitahunya bahwa CNN berencana menanyai Trump, sebagai calon presiden, tentang hubungannya dengan Epstein.
Epstein membalas: “Jika kita dapat menyusun jawaban untuknya, menurutmu apa yang sebaiknya kita katakan?”
Keduanya kemudian mendiskusikan sebuah strategi, dengan Wolff menulis: “Saya pikir Anda harus membiarkannya menggantung dirinya sendiri.”
Dalam email terpisah dari Oktober 2016, beberapa hari sebelum pemilihan presiden AS, Wolff menawarkan Epstein kesempatan untuk melakukan wawancara yang dapat “menghabisi” Trump.
Menanggapi rilis tersebut dalam video yang diposting ke Instagram, Wolff berkata: “Sebagian dari email-email itu adalah antara Epstein dan saya, dengan Epstein mendiskusikan hubungannya dengan Donald Trump.”
“Saya sudah berusaha membicarakan kisah ini sejak lama sekali,” tambahnya.
Bahkan, Wolff telah mengungkap sebelum pemilihan presiden AS terakhir bahwa ia mewawancarai Epstein “secara berkala” untuk *Fire and Fury*—dan merilis rekaman percakapan-percakapan tersebut.
Larry Summers
EPA
Dokumen-dokumen itu mencakup korespondensi antara Epstein dan Larry Summers, yang merupakan Menteri Keuangan di bawah mantan Presiden Demokrat Bill Clinton. Telah dilaporkan sebelumnya bahwa keduanya saling mengenal.
Email-email tersebut mengindikasikan mereka kerap bertemu untuk makan malam, dengan Epstein sering berusaha menghubungkan Summers dengan tokoh-tokoh global terkemuka. Pada satu titik, pada Juli 2018, Epstein mengusulkan pertemuan dengan “presidnt [*sic*] of united nations, interesting person for you”.
Dalam email terpisah dari akhir November 2016, tak lama setelah pemilihan Trump, Summers meminta Epstein untuk “tidak usah memikirkan apapun tentang saya sehubungan dengan Trump”.
Karena “pendekatan Trump terhadap konflik kepentingan”, “kedekatan [Presiden Rusia Vladimir] Putin” dan “tanggapan tanpa pikiran” terhadap kematian pemimpin Kuba Fidel Castro, Summers menyatakan dirinya “lebih baik menjaga jarak sejauh-jauhnya”.
Juru bicara Summers menolak berkomentar, tetapi merujuk BBC pada pernyataan-pernyataan Summers sebelumnya. Seorang perwakilan mengatakan kepada *Wall Street Journal* pada 2023 bahwa mantan pejabat itu “sangat menyesal pernah berhubungan dengan Epstein setelah vonisnya”.
Kathryn Ruemmler
NBCUniversal via Getty Images
Komite Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat merilis beberapa pertukaran email antara Epstein dan Kathryn Ruemmler, seorang pengacara yang menjabat sebagai penasihat Gedung Putih selama kepresidenan Barack Obama.
Pada Agustus 2018, Ms Ruemmler dan Epstein mendiskusikan pembayaran uang tutup mulut yang dilakukan Trump kepada bintang film dewasa Stormy Daniels sebelum pemilu 2016—sebuah isu yang kemudian membuat Trump dihukum karena memalsukan catatan bisnis. Trump menyangkal dugaan bahwa ia pernah berselingkuh dengan Daniels.
Pertukaran pesan antara Ms Ruemmler dan Epstein diakhiri dengan Epstein menulis: “Anda lihat, saya tahu betapa kotornya donald.”
Bank Goldman Sachs, tempat Ms Ruemmler saat ini menjabat sebagai kepala penasihat hukum dan penasihat umum, mengatakan kepada CNBC bahwa mereka mendukung karyawannya.
“Email-email ini adalah korespondensi pribadi jauh sebelum Kathy Ruemmler bergabung dengan Goldman Sachs. Kathy adalah seorang penasihat umum yang luar biasa dan kami mendapatkan manfaat dari pertimbangannya setiap hari,” kata juru bicara Goldman Tony Fratto dalam pernyataan kepada CNBC.
Pada 2023, Ms Ruemmler memberitahu *Wall Street Journal*, “Saya menyesal pernah mengenal Jeffrey Epstein.”
BBC telah meminta komentar lebih lanjut dari Ms Ruemmler dan Goldman Sachs.
Peter Thiel
Nordin Catic/Getty Images for The Cambridge Union
Nama miliarder investor dan pendukung Trump yang kadang-kadang, Peter Thiel, kembali muncul dalam dokumen Epstein terbaru—setelah pertama kali disebutkan dalam satu bagian yang dirilis pada September.
Berdasarkan berkas-berkas yang baru dirilis, Epstein menulis kepada Mr Thiel pada November 2018 untuk mengundangnya mengunjunginya di pulau Karibia-nya, di mana sebagian kejahatan Epstein diduga terjadi.
BBC telah meminta komentar dari Thiel Foundation dan Founders Fund milik investor tersebut.
Seorang perwakilan bagi Thiel menyampaikan kepada Politico bahwa dirinya tak pernah mengunjungi pulau tersebut.
Thiel sendiri pernah mengkritik Epstein dalam suatu episode podcast The Joe Rogan Experience pada Agustus 2024. “Saya juga pernah bertemu Epstein beberapa kali,” ujar Thiel.
Ia mengaku diperkenalkan kepada Epstein oleh seorang eksekutif Lembah Silikon lainya pada 2014. “Saya tidak memeriksa, tidak menanyakan cukup banyak pertanyaan mengenai hal itu,” kata Thiel. Ia menduga bahwa “Epstein sangat paham mengenai perpajakan.”
Noam Chomsky
Redferns via Getty Images
Noam Chomsky dalam sebuah percakapan di British Library pada 2013
Dokumen yang baru dirilis mencakup lebih banyak korespondensi antara ahli bahasa ternama Noam Chomsky, 96, dan Epstein. Sebagian besar diskusi mereka bersifat akademis atau personal.
Terkadang percakapan mereka beralih ke topik Trump, termasuk pada Desember 2016. Dalam surelnya, Chomsky mengatakan kepada Epstein: “Saya perhatikan prediksi Anda benar tentang Trump yang menghindari Gedung Putih karena dianggap terlalu primitif.”
BBC telah menghubungi perwakilan Chomsky untuk meminta komentar. Menanggapi laporan sebelumnya oleh Wall Street Journal mengenai hubungan mereka, Chomsky menyatakan Epstein membantunya memindahkan uang antar rekening tanpa “satu pun uang dari Epstein”, dan mengakui bahwa “Saya mengenalnya dan kami sesekali bertemu.”
Peggy Siegal
Sean Zanni/Patrick McMullan via Getty Images
Epstein berkonsultasi dengan publisis Peggy Siegal seiring skandal yang melibatkan dirinya dan rekan-rekannya terungkap.
Epstein menulis kepada Siegal pada 2011 memintanya untuk menghubungi pendiri Huffington Post, Ariana Huffington, guna mendiskreditkan cerita Virginia Giuffre, salah satu penggugat utama Epstein dan Andrew. Giuffre meninggal karena bunuh diri awal tahun ini.
Epstein mengatakan kepada Siegal bahwa Huffington “seharusnya menyoroti bahaya dari tuduhan palsu…”.
Pertukaran surel tersebut menunjukkan Siegal membalas Epstein: “Jika Anda menulis ulang surel terakhir Anda dengan tata bahasa yang lebih baik, (dan agar saya lebih memahaminya) saya bisa menyalin dan mengirimkannya kepada Ariana Huffington dari saya…”.
Dalam sebuah wawancara telepon, Siegal memberitahukan BBC bahwa ia tak pernah meneruskan permintaan Epstein kepada Huffington. “Saya tidak menelepon Ariana,” katanya. Huffington “dulu memublikasikan tulisan saya dan tidak ada alasan bagi saya untuk membahayakan hubungan itu,” tambah Siegal.
Namun fakta bahwa Epstein meminta hal tersebut “tidak aneh. Itu permintaan yang konyol,” ujarnya. “Jeffrey punya kebiasaan mencoba menjerat orang ke dalam dunianya yang delusional,” imbuhnya.
Sementara itu, Huffington menyatakan kepada Politico bahwa dirinya “tidak pernah dihubungi dan tidak pernah mengirimkan seorang reporter”.