Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt menyerukan penguatan sistem perlindungan sipil negara itu sebagai respons terhadap lanskap ancaman yang berubah – dan mendorong warga untuk mempersiapkan diri menghadapi skenario bencana potensial.
Negara tak bisa hanya fokus pada “keamanan militer” tetapi juga “pertahanan sipil dan perlindungan populasi,” ujarnya pada Sabtu di kota utara Rostock, tempat Hari Perlindungan Sipil diperingati oleh pemerintah.
Pemerintah federal bekerja sama dengan 16 negara bagian untuk menilai ketersedian tempat perlindungan di seluruh negeri, kata menteri tersebut. Ia mencatat banyak tempat perlindungan telah dibongkar dalam dekade terakhir – keputusan yang kini sedang ditinjau ulang oleh Berlin.
Apakah warga Jerman siap?
Dobrindt juga menekankan bahwa warga harus bertanggung jawab atas kesiapan darurat mereka sendiri, seperti menyimpan makanan dan air.
Menteri itu menyebutkan ia memiliki radio engkol di rumah. “Saya juga punya senter bertenaga engkol — bahkan power bank yang bisa dioperasikan secara manual,” katanya.
Ralph Tiesler, presiden Kantor Perlindungan Sipil dan Bantuan Bencana (BBK), menegaskan kebutuhan untuk memandang pertahanan sipil dan militer sebagai hal yang saling terkait.
“Dengan melindungi struktur dan sumber daya sipil, kami memastikan sisi militer pertahanan juga bisa berfungsi,” ujarnya. Masyarakat yang tangguh, tambahnya, adalah kunci untuk kesiapan nasional.
Sekitar 40 organisasi layanan darurat — dari pemadam kebakaran hingga agen bantuan bencana — berpartisipasi dalam acara publik di pelabuhan Rostock.