Per Senin, Museum Louvre di Paris masih tutup menyusul pencurian berani di siang bolong yang terjadi pada hari Minggu dan mengakibatkan hilangnya delapan potong perhiasan era Napoleon.
Dalam aksi yang cepat, yang menurut pejabat terjadi dalam waktu tujuh menit, para pencuri yang menyamar sebagai pekerja museum mengendarai lift keranjang yang dipasang di truk menaiki fasad museum terkenal itu dan memasuki secara paksa lewat jendela, hanya 30 menit setelah Louvre dibuka untuk hari itu. Setelah menghancurkan etalase di Galerie d’Apollon, para perampok bertopeng itu melarikan diri dari TKP dengan sepeda motor. Delapan “objek warisan bernilai tak ternilai” dicuri, menurut Kementerian Kebudayaan Prancis, dan satu barang, sebuah mahkota emas yang dihias rumit, ditemukan kembali di dekat lokasi kejadian.
“Berkat profesionalisme dan aksi cepat para petugas Louvre, para penjahat dipaksa kabur, meninggalkan peralatan mereka dan salah satu benda curian, yakni mahkota Permaisuri Eugénie, yang kondisinya saat ini sedang ditinjau,” bunyi pernyataan dari Kementerian Kebudayaan.
Mahkota Permaisuri Eugénie ditemukan di dekat TKP. (Stephane de Sakutin/AFP via Getty Images)
Detektif seni Arthur Brand mengatakan pada hari Senin bahwa polisi hanya memiliki waktu satu minggu untuk menemukan permata yang hilang sebelum kemungkinan hilang selamanya. Karena betapa terkenalnya permata-permata tersebut, Brand memberitahu Sky News, “satu-satunya hal” yang dapat dilakukan para pencuri adalah “melebur perak dan emasnya, membongkar berlian-berliannya” dan “mencoba memotongnya.” Jika ini dilakukan, tambahnya, perhiasan itu “kemungkinan akan menghilang untuk selamanya.”
“Mereka [polisi] punya waktu seminggu,” kata Brand kepada media tersebut. “Jika mereka menangkap para pencurinya, barang-barangnya mungkin masih ada. Jika lebih lama dari itu, barang jarahan mungkin sudah hilang dan dibongkar. Ini adalah perlombaan melawan waktu.”
Di bawah ini, Yahoo merinci apa saja yang dicuri.
Tiara mutiara dan berlian serta bros berlian
Tiara Permaisuri Eugénie. (Musée du Louvre)
Terdiri dari berlian, mutiara oriental, dan perak, tiara Permaisuri Eugénie dianggap sebagai salah satu koleksi paling berharga di Louvre. Tiara tersebut, dibuat oleh ahli perhiasan Alexandre-Gabriel Lemonnier pada tahun 1882, menurut Louvre, tersusun dari 212 mutiara, 1.999 berlian, dan 992 batu rose-cut.
Bros berlian Permaisuri Eugénie. (Musée du Louvre)
Hiasan dada besar berbentuk pita milik Permaisuri Eugénie juga ikut dicuri dalam perampokan tersebut. Barang ini, yang terbuat dari berlian, perak, dan emas, memiliki rumbai-rumbai dan jumbai yang dapat digerakkan. Bros ini dirancang oleh ahli perhiasan François Kramer.
Tersusun dari 2.438 berlian dan 196 batu rose-cut, bros ini awalnya juga membentuk gesper sebuah sabuk berlian yang terdiri dari lebih dari 4.000 batu, yang dipamerkan di Pameran Universal 1855 sebelum dikenakan oleh Permaisuri Eugénie, menurut Louvre.
Eugénie, menurut CNN, dilaporkan mengenakan sabuk tersebut selama kunjungan Ratu Victoria ke Istana Versailles pada tahun 1855, dan sekali lagi untuk pembaptisan Pangeran Imperial pada tahun 1856, sebelum akhirnya mengubah barang itu menjadi sebuah bros.
Set perhiasan safir
Set safir dan berlian yang dikenakan oleh Ratu Hortense, Ratu Marie-Amélie, dan Isabelle d’Orléans. (Musée du Louvre)
Sebuah set safir dan berlian, terdiri dari sebuah tiara, kalung, dan sebuah anting yang secara berturut-turut dikenakan oleh Ratu Hortense, Ratu Marie-Amélie, dan Isabelle d’Orléans. Menurut Louvre, kalung yang dapat digerakkan tersebut dihiasi dengan delapan safir berukuran bervariasi dan 631 berlian. Tiara dan anting tunggal tersebut tersusun dari safir Ceylon dalam keadaan alaminya.
Meskipun asal-usul dan perancangnya masih tidak diketahui, Louvre menganggap set ini sebagai “bukti berharga dari perhiasan Paris.”
Kalung dan anting zamrud
Set zamrud milik Marie-Louise dari Austria. (Musée du Louvre)
Napoleon menyerahkan set ini kepada Marie-Louise dari Austria, istri keduanya, pada tahun 1810, dengan maksud untuk menambahkannya ke dalam kotak perhiasan pribadinya, menurut Louvre. Dibuat oleh ahli perhiasan François-Régnault Nitot, kalung tersebut terdiri dari 32 zamrud dan 1.138 berlian. Kalung dan sepasang anting itu, yang terawat dalam keadaan aslinya, bergabung dengan koleksi Louvre pada tahun 2004.
Bros ‘relikui’
Bros relikui. (Musée du Louvre)
Dibuat pada tahun 1855 oleh ahli perhiasan Paul-Alfred Bapst untuk Permaisuri Eugénie, bros berlian dan emas yang dikenal sebagai “bros relikui” ini terdiri dari tujuh berlian yang mengelilingi sebuah roseta, diikuti oleh dua berlian besar yang saling berhadapan, dan berlian-berlian tambahan yang menggantung darinya. Menurut museum, total 94 berlian digunakan untuk membuat karya ini. Di bagian belakang bros terdapat ukiran daun dan dedaunan.
Kebahagiaan sejati tak bersandar pada hal-hal eksternal, melainkan berasal dari ketenangan batin yang kita pupuk dari dalam. Seseorang yang telah mencapai kedamaian interior tak akan mudah goyah oleh fluktuasi dunia fana.