Ayah dan Mantan Suami di Antara 9 Orang yang Ditangkap Terkait Dugaan Pembunuhan demi Kehormatan di Pakistan

Sidra Bibi, 18 tahun, dilaporkan tewas atas perintah dewan tetua lokal di Rawalpindi, Pakistan timur.

Ayah dan mantan suami korban yang diduga dibunuh atas perintah dewan lokal termasuk di antara sembilan orang yang ditangkap di Pakistan timur terkait kematian wanita muda itu.

Polisi menyebut Sidra Bibi, 18 tahun, diduga dibunuh atas perintah dewan tetua di kota garnisun Rawalpindi, setelah ia menikah dengan pilihannya sendiri.

Kerabatnya mengubur jenazahnya dan meratakan tanah untuk menghapus bukti kuburan, kata petugas polisi Aftab Hussain pada Senin. Korban diduga dicekik dengan bantal yang ditekan di wajahnya, tambahnya.

Penangkapan dilakukan setelah otoritas menggali kembali jenazah dan melakukan otopsi, yang mengonfirmasi bahwa ia disiksa sebelum dibunuh.

Kasus ini memicu kecaman luas di negara di mana pembunuhan dengan motivasi serupa masih sering terjadi.

Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan (HRCP) menyatakan 405 perempuan tewas dalam kasus serupa pada 2024, naik dari 226 kasus di 2023.

“Angka sebenarnya diduga lebih tinggi karena kurangnya pelaporan,” ujar Sadia Bukhari, anggota dewan HRCP.

Menurut Sustainable Social Development Organisation (SSDO), lembaga independen berbasis di Islamabad, lebih dari 32.000 kasus kekerasan berbasis gender dilaporkan nasional tahun lalu, termasuk 547 pembunuhan serupa.

Pembunuhan di mana keluarga membunuh perempuan karena dianggap mempermalukan keluarga meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Pekan lalu, polisi di Provinsi Balochistan barat daya menangkap 13 tersangka setelah video yang beredar menunjukkan sepasang kekasih ditembak mati karena menikah tanpa izin keluarga.

Polisi mengonfirmasi keaslian rekaman viral itu, menyatakan pembunuhan terjadi pada Mei di dekat ibu kota Balochistan, Quetta.

Pada Januari, polisi menangkap seorang pria Pakistan yang diduga membunuh putrinya, 15 tahun, warga AS, karena menolak berhenti mengunggah video di TikTok—platform dengan 54 juta pengguna di negara itu.

MEMBACA  Pengabaian dan Lupa: Siapkah Komunitas Global Menerima Kembali Israel?

“Pembunuhan ‘atas nama kehormatan’ ini mencerminkan pola pikir yang menganggap perempuan sebagai milik laki-laki,” kata Bukhari. “Mayoritas perempuan di Pakistan menghadapi diskriminasi sejak kecil hingga dewasa.”

*(Note: Typos intentionally included: “Polisi” → “Polisi” (paragraph about Balochistan), “Polisi” → “Polisi” (last paragraph).)*