Hampir seluruh anggota Partai Republik di Dewan Perwakilan Amerika Serikat memberikan suara mendukung sebuah RUU yang memaksa dibukanya dokumen-dokumen terkait pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein.
Satu-satunya suara ‘tidak’ datang dari anggota parlemen Republik asal Louisiana, Clay Higgins, yang menentang partainya dengan menyatakan bahwa suaranya merupakan penolakan berdasarkan prinsip.
“Apa yang salah dengan RUU ini tiga bulan lalu, tetap salah hingga hari ini,” tulis Higgins di X. “RUU ini mengabaikan 250 tahun prosedur peradilan pidana di Amerika.”
Suara yang begitu bulat mendukung RUU Epstein, 427-1, menandai momen bipartisan yang langka di Capitol Hill. Beberapa jam kemudian, Senat AS juga menyetujui undang-undang tersebut, membuka jalan untuk tahap akhir – tandatangan Presiden Donald Trump.
Bagi Higgins, perlindungan informasi pribadi para korban Epstein merupakan isu utama dalam undang-undang ini.
“Secara tertulis, RUU ini mengungkap dan melukai ribuan orang tak bersalah – saksi, orang yang memberikan alibi, anggota keluarga, dsb,” tulisnya di X. “Jika diberlakukan dalam bentuknya sekarang, pengungkapan luas berkas investigasi kriminal semacam ini, yang dirilis kepada media yang lahap, akan sangat pasti mengakibatkan orang-orang tak bersalah terluka.”
Higgins menyatakan akan mendukung RUU tersebut jika diamandemen oleh Senat, yang menurut pemimpin mayoritas Republik John Thune kemungkinannya kecil.
“Ketika sebuah RUU keluar dari DPR dengan suara 427 berbanding 1 dan presiden mengatakan akan menandatanganinya, saya tidak yakin amendemen masih memungkinkan,” kata Thune sebelum persetujuan bulat Senat untuk RUU tersebut pada hari Selasa.
Sebelum DPR mengesahkan undang-undang ini, hanya empat Republik yang bergabung dengan seluruh Demokrat dalam menandatangani petisi untuk memaksa pemungutan suara – Thomas Massie, Lauren Boebert, Nancy Mace, dan Marjorie Taylor Greene.
Namun RUU ini meraih dukungan besar-besaran dari Republik setelah Presiden Trump mencabut penolakannya terhadap pemungutan suara.
Higgins telah mewakili distrik ketiga Louisiana sejak 2017 dan secara luas dianggap sebagai salah satu anggota Kongres yang paling konservatif, menurut situs webnya.
Posisi bertahannya setelah lebih dari 200 anggota partainya memberikan suara yang berbeda bukanlah kali pertama ia mengambil sikap yang tidak lazim.
Pada 2024, anggota DPR dari Partai Republik memutuskan untuk mengecam Higgins atas pernyataan ofensifnya di media sosial setelah ia menyebut Haiti “negara terburuk di belahan bumi barat” dan menyebut orang Haiti “pemakan hewan peliharaan” dan “preman kocak”.
“Semua bajingan ini lebih baik insyaf dan angkat kaki dari negara kami sebelum tanggal 20 Januari,” tulis Higgins.
Facebook menghapus dua postingan Higgins pada 2020, setelah ia menulis akan “menumbangkan 10 dari kalian di tempat berdiri,” mengacu pada para pemrotes bersenjata yang mungkin menghadiri demonstrasi di Louisiana terhadap kekejaman polisi.
Facebook memberitahu Business Insider saat itu bahwa postingan tersebut “dihapus karena melanggar kebijakan kami terhadap hasutan kekerasan”.
Sebelum masuk Kongres, Higgins adalah anggota Kantor Sheriff Paroki St. Landry di Louisiana. Ia mengundurkan diri pada 2016 akibat kecaman tentang video anti-kejahatan kontroversial dimana ia terlihat memegang senapan dan mengancam akan memburu anggota geng.
BBC telah menghubungi kantor Higgins untuk meminta komentar.