Ikon musik Angélique Kidjo telah menjadi penampil kulit hitam Afrika pertama yang terpilih menerima bintang di Hollywood Walk of Fame yang prestisius.
Kidjo, yang berasal dari negara Afrika Barat, Benin, dan telah memenangkan lima penghargaan Grammy, termasuk di antara 35 nama yang diumumkan sebagai bagian dari daftar kelas Walk of Fame tahun 2026.
Di usia 64 tahun, ia dipuji sebagai “diva utama” Afrika selama konferensi pers pengumuman daftar tersebut pada Rabu kemarin.
Penyanyi Miley Cyrus, aktor Timothée Chalamet, aktris Demi Moore, dan mantan pemain basket Shaquille O’Neal juga termasuk dalam deretan nama yang akan dihormati dengan bintang di jalan terkenal Los Angeles ini.
Kidjo menerima penghargaan ini setelah berkarya di dunia musik selama lebih dari empat dekade dan meluncurkan 16 album.
Penyanyi ini telah memikat penggemar di seluruh dunia berkat suaranya yang kuat dan kemampuannya memadukan gaya musik Afrika Barat dengan funk, jazz, dan R&B.
Daftar panjang kolaborasinya mencakup nama-nama besar seperti Burna Boy, Philip Glass, Sting, dan Alicia Keys.
Kidjo bergabung dengan Charlize Theron, aktris kulit putih asal Afrika Selatan, dalam mewakili Afrika di Walk of Fame, yang terdiri dari lebih dari 2.700 bintang.
Theron menerima bintangnya pada 2005.
Tanggal di mana Kidjo akan melihat bintangnya diresmikan di Walk of Fame belum diumumnkan.
Setelah terpilih, penerima bintang memiliki waktu dua tahun untuk menjadwalkan upacara peresmian.
Kidjo besar di Benin, tetapi pindah ke Paris pada 1983, menyebut penindasan dari pemerintah komunis saat itu.
“Sejak rezim komunis berkuasa di Benin, aku sadar bahwa kebebasan yang kita nikmati bisa hilang dalam sekejap,” katanya kepada BBC pada 2023.
Ia mengaku selalu didorong oleh rasa ingin tahu sejak kecil, dan menambahkan: “julukanku adalah ‘kapan, mengapa, gimana?’. Aku ingin memahami berbagai hal, memahami posisiku di dunia ini.”
Kidjo sempat menjadi penyanyi latar di Prancis sebelum merintis karier solo pada 1990 dengan album *Parakou*.
Ia adalah duta niat baik Unicef dan Oxfam, serta memiliki organisasi amalnya sendiri, Batonga, yang berfokus pada pendidikan anak perempuan di Afrika.