Dengan jutaan warga Amerika Serikat berisiko kehilangan akses terhadap Program Bantuan Nutrisi Tambahan federal (SNAP)—yang juga dikenal sebagai food stamp—mulai 1 November, sebuah bagan viral mengklaim menunjukkan mayoritas penerima bantuan pangan di negeri itu adalah non-kulit putih dan bukan warga negara.
Bagan berjudul Food Stamps by Ethnicity itu mencantumkan 36 kelompok orang dan menyebutkan bahwa ini menunjukkan “persentase rumah tangga AS yang menerima manfaat SNAP”.
Artikel Rekomendasi
Kelompok-kelompok tersebut dilabeli berdasarkan kebangsaan, seperti “Afghan”, “Somali”, “Iraqi”, bersama dengan kelompok ras “white”, “Black”, dan “native”. Bagan itu tampak menunjukkan bahwa orang Afghanistan merupakan kelompok terbesar penerima manfaat SNAP, yakni 45,6 persen, disusul Somalia (42,4 persen) dan Irak (34,8 persen). Orang kulit putih, yang diwakili dengan bendera AS pada bagan, berada di urutan ketiga dari bawah dengan angka 8,6 persen.
Penghentian pemerintah federal yang dimulai pada 1 Oktober menjadi penyebab terancamnya kelangsungan pendanaan SNAP. SNAP memberikan manfaat pembelian pangan bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Kaum konservatif telah menyebarkan narasi menyesatkan bahwa Partai Demokrat mendorong layanan kesehatan bagi imigran tak berdokumen, dan komentar-komentar mengenai bagan tersebut mengulang narasi serupa.
“Siapa yang kartu EBT-nya dipotong?” demikian bunyi keterangan sebuah postingan X tanggal 25 Oktober yang membagikan bagan tersebut, yang telah ditonton 3,1 juta kali per 27 Oktober. EBT adalah singkatan dari Electronic Benefits Transfer, sistem pembayaran untuk SNAP.
“Hanya 18,7% penerima EBT atau food stamp yang berkebangsaan Amerika. Renungkanlah…” bunyi postingan lain yang membagikan bagan itu, yang tampaknya keliru merujuk pada angka di sebelah kata “Armenia”; tidak ada kategori “Amerika” dalam bagan tersebut. “Kita mensubsidi orang asing dengan uang pajak.”
Who is getting their EBT cut pic.twitter.com/el8x9X5iVX
— The General (@1776General_) October 25, 2025
Bagan tersebut tidak menggambarkan gambaran lengkap penerima SNAP berdasarkan ras atau etnis. Sumber paling andal untuk rincian demografis penerima SNAP berasal dari Departemen Pertanian AS (USDA), yang mengelola program ini.
Menurut data USDA terbaru yang tersedia, yakni dari tahun 2023, orang kulit putih merupakan kelompok ras terbesar penerima manfaat SNAP, yaitu 35,4 persen. Diikuti orang Afrika Amerika sebesar 25,7 persen, lalu orang Hispanik 15,6 persen, orang Asia 3,9 persen, penduduk asli Amerika 1,3 persen, dan orang multirasial 1 persen. Ras dari 17 persen peserta tidak diketahui.
Laporan yang sama menemukan bahwa 89,4 persen penerima SNAP adalah warga negara kelahiran AS, yang berarti kurang dari 11 persen peserta SNAP lahir di luar negeri. Dari angka terakhir ini, 6,2 persen adalah warga negara yang dinaturalisasi, 1,1 persen adalah pengungsi, dan 3,3 persen adalah bukan warga negara lainnya, termasuk penduduk tetap sah dan bukan warga negara lain yang memenuhi syarat.
Meskipun sebagian besar kelompok yang tercantum dalam bagan mungkin menerima food stamp, “mereka jelas merupakan bagian yang sangat kecil dari rumah tangga dan pengeluaran untuk SNAP,” ujar Tracy Roof, profesor madya ilmu politik Universitas Richmond.
Data survei tunjukkan gambaran tak lengkap tentang penerima SNAP
Bagan yang dibagikan di media sosial berasal dari posting blog Juni lalu oleh The Personal Finance Wizards, yang mengutip “Tabel Sensus AS S0201” sebagai sumbernya. Situs tersebut menawarkan nasihat keuangan, tetapi menerbitkan pernyataan penolakan bahwa mereka tidak dapat menjamin “kelengkapan, keakuratan, atau keandalan” informasinya.
Para penulis situs tersebut tampaknya memilah-milih kelompok untuk dimasukkan ke dalam bagan, dengan menyatakan, “Penting untuk dicatat bahwa grafik ini menyoroti sejumlah etnis yang kami rasa paling relevan dan menarik bagi audiens kami.” Situs itu tidak menyebutkan nama penulis.
Dalam komentar di sebuah postingan Instagram yang membagikan bagan tersebut, Personal Finance Wizards membagikan tautan ke tabel Sensus AS yang mereka gunakan. Tabel itu menampilkan data dari Survei Komunitas Amerika 2024, yang disaring berdasarkan 49 kelompok ras dan etnis. Kelompok yang disaring tidak sepenuhnya tumpang tindih dengan kelompok dalam bagan, tetapi kumpulan data tersebut memiliki kolom untuk “rumah tangga dengan manfaat food stamp/SNAP”, yang menunjukkan persentase serupa dengan yang ada dalam bagan.
Data tersebut tidak menunjukkan berapa persen dari seluruh penerima SNAP yang termasuk dalam suatu kelompok etnis atau kebangsaan.
Joseph Llobrera, direktur senior penelitian untuk tim bantuan pangan di lembaga think tank liberal Center on Budget and Policy Priorities, mengatakan bagan itu tampaknya menunjukkan porsi rumah tangga penerima SNAP berdasarkan leluhur yang dilaporkan oleh responden rumah tangga, yang berbeda dari status kewarganegaraan.
“Tanpa konteks, grafik ini menyesatkan dan dapat membuat beberapa orang menyimpulkan bahwa banyak bukan warga negara yang berpartisipasi dalam SNAP, yang tidak benar,” katanya.
Survei Komunitas Amerika memungkinkan responden untuk mengidentifikasi ras mereka sendiri. Survei itu juga mendefinisikan leluhur sebagai “asal usul etnis atau keturunan seseorang, akar atau warisan, tempat lahir, atau tempat leluhur orang tua sebelum kedatangan mereka di Amerika Serikat”.
Colleen Heflin, pakar ketahanan pangan, nutrisi, dan kebijakan kesejahteraan dari Universitas Syracuse, mengatakan data Survei Komunitas Amerika tentang penerimaan SNAP dilaporkan sendiri, dan pertanyaan itu “dikenal memiliki banyak kesalahan pengukuran” jika dibandingkan dengan data administratif SNAP.
Bagan mencerminkan tingkat kebutuhan yang lebih tinggi pada kelompok dengan porsi partisipasi SNAP lebih besar
Kelompok seperti Afghanistan dan Irak, yang berada di urutan pertama dan ketiga pada bagan, sebelumnya lebih mungkin langsung memenuhi syarat untuk program SNAP sebelum disahkannya Undang-Undang One Big Beautiful Bill karena status imigrasi khusus mereka.
Sebelum undang-undang itu disahkan, pengungsi dan orang yang telah diberikan suaka juga memenuhi syarat untuk SNAP tanpa masa tunggu. Orang Somalia, yang berada di urutan kedua pada bagan, “lebih mungkin” memenuhi syarat berdasarkan kriteria tersebut, kata Roof.
Bukan warga negara lainnya, seperti penduduk tetap sah, bisa memenuhi syarat untuk SNAP hanya setelah masa tunggu lima tahun.
Akan tetapi, pengesahan Undang-Undang One Big Beautiful Bill mengubah kelayakan, membuat pengungsi dan pencari suaka tidak memenuhi syarat. Imigran yang berada di negara secara ilegal tidak dan tidak pernah memenuhi syarat untuk SNAP.