Amerika Setujui $30 Juta untuk Kelompok Bantuan Gaza yang Didukung Israel dan Kontroversial | Berita Pangan

Amerika Serikat Mengalokasikan $30 Juta untuk GHF di Gaza, Meski Dikritik

Amerika Serikat mengumumkan telah menyetujui pendanaan langsung sebesar $30 juta untuk kelompok kontroversial yang didukung Israel, yakni Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang bertugas menyalurkan bantuan di Gaza. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran yang meningkat atas serangkaian serangan mematikan terhadap pencari bantuan Palestina di dekat pusat distribusi mereka di wilayah yang terkepung itu.

"Kami menyerukan negara-negara lain untuk juga mendukung GHF dan pekerjaan kritis mereka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott, kepada wartawan pada Kamis.

GHF, yang didukung AS dan Israel, telah menuai kritik luas sejak pendiriannya pada Mei lalu. Organisasi ini dibentuk di tengah tekanan terhadap Israel untuk melonggarkan blokade totalnya yang telah berbulan-bulan terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. Blokade ini telah mendorong sebagian besar penduduk Gaza ke ambang kelaparan.

Kelompok bantuan internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menolak bekerja sama dengan GHF, menyebut mereka melanggar prinsip dasar kemanusiaan karena berkoordinasi dengan pasukan Israel yang didukung oleh personel keamanan AS bersenjata yang disewa secara privat.

Video-video yang beredar menunjukkan warga Palestina ditembak saat mencoba mengambil bantuan makanan.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, setidaknya 549 warga Palestina tewas saat menunggu distribusi makanan di lokasi GHF. GHF, yang secara resmi merupakan kelompok swasta, membantah bahwa insiden mematikan terjadi di sekitar titik bantuan mereka.

John Acree, Direktur Eksekutif sementara GHF, menyambut baik kontribusi AS dan menyatakan "saatnya untuk bersatu dan berkolaborasi."

"Kami berharap organisasi bantuan lain bergabung agar bisa memberi makan lebih banyak warga Gaza bersama-sama," katanya dalam pernyataan.

MEMBACA  Tentara Israel mengepung Jenin di hari keempat serangan di Tepi Barat | Berita Konflik Israel-Palestina

Ditanya tentang kritik terhadap operasi mereka, Pigott menyatakan GHF telah membagikan 46 juta makanan, suatu pencapaian yang "luar biasa" dan "patut diapresiasi."

Dukungan finansial ini merupakan bagian dari upaya Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam "mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut."

‘Tak Ada Selain Kematian’

Seorang saksi yang gagal menerima bantuan beberapa kali menggambarkan kondisi mengerikan yang dihadapinya saat mendekati pusat distribusi.

Atar Riyad, ayah delapan anak asal Beit Hanoon yang mengungsi ke Kota Gaza, bercerita kepada Al Jazeera bahwa ia beberapa kali mendekati pusat distribusi dekat Koridor Netzarim di Gaza tengah. Ribuan warga Palestina kelaparan berkerumun di sana sejak pagi, katanya.

Suatu kali, ia melihat truk melindas pencari bantuan. Di kesempatan lain, ia menemukan jenazah anak muda yang tampak ditembak.

"Kami datang hanya untuk menemui kematian. Tak ada apa-apa selain kematian," ujarnya.

Riyad kehilangan sahabat dan tetangganya di lokasi tersebut. "Mereka tewas saat berusaha mendapatkan makanan untuk keluarga," katanya.

Kate Mackintosh, Direktur Eksekutif UCLA Law Promise Institute Europe, menyatakan pekerja GHF bisa bertanggung jawab secara pidana atas kematian warga sipil di sekitar titik distribusi.

"Sulit dimengerti mengapa mereka ditargetkan, tapi jelas ini adalah warga sipil tak bersenjata yang putus asa mencari makan," katanya.

"Menembaki orang dalam kondisi seperti itu jelas merupakan kejahatan perang."

Ia menambahkan bahwa staf GHF harus "mempertimbangkan sejauh mana mereka terlibat dalam kejahatan ini."

Dalam kekerasan terbaru terkait distribusi makanan, serangan Israel pada Kamis menewaskan 18 orang di Gaza tengah. Saksi menyebut korban sedang mengantre menerima tepung dari polisi Palestina yang menyita barang dari gerombolan perampok bantuan.

MEMBACA  Trofi Juara ICC 2025: Kemenangan Afrika Selatan mengakhiri harapan Afghanistan | Berita Kriket

Upaya PBB terhambat oleh perampokan bersenjata dan kerumunan warga yang menyerbu konvoi.

Serangan di Deir el-Balah diduga menarget anggota Sahm, satuan keamanan yang bertugas mencegah perampokan dan menindak pedagang yang menjual bantuan curian. Satuan ini berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Hamas tetapi mencakup anggota faksi lain.

Israel menuduh Hamas mencuri bantuan untuk memperkuat kekuasaannya di Gaza. Pasukan Israel kerap menyerang polisi Gaza, menganggap mereka bagian dari Hamas.