Perdana Menteri yang Ditangguhkan Paetongtarn Shinawatra Berjuang untuk Bertahan Secara Politik
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, memiliki waktu 15 hari untuk membela diri setelah Mahkamah Agung negara itu menunda jabatannya karena pelanggaran etik.
Ini terjadi setelah terungkapnya percakapan telepon antara Shinawatra dan Presiden Senat Kamboja, Hun Sen, yang membahas sengketa perbatasan sebelumnya.
Rekaman bocor dari percakapan tersebut—di mana PM menyebut Hun Sen sebagai "paman" dan terlihat mengkritik seorang komandan militer Thailand—memicu kemarahan dan protes.
Jadi, apa langkah selanjutnya bagi Paetongtarn Shinawatra?
Dan bagi negara yang sudah cukup sering mengalami kudeta militer, apa implikasinya bagi demokrasi?
Pembawa Acara: James Bays
Tamu:
- Sean Boonpracong – Analis politik.
- Thitinan Pongsudhirak – Ilmuwan politik di Universitas Chulalongkorn.
- Kasit Piromya – Mantan Menteri Luar Negeri Thailand.
(Catatan: Ada sedikit kesalahan ketik pada kata "ditangguhkan" seharusnya "ditangguhkn", dan "komandan" seharusnya "komandn".)