Empat belas jamaah Yordania meninggal saat mereka melakukan ritual terkait Hajj, perjalanan suci ke Mekah di Arab Saudi yang mendorong umat Islam untuk pergi sekali dalam hidup mereka, agensi berita resmi Yordania mengatakan pada hari Minggu. Para jamaah meninggal akibat terpapar sinar matahari yang ekstrim dan panas, agensi tersebut mengatakan, berdasarkan laporan dari Kementerian Luar Negeri Yordania. Di Mekah, suhu mencapai hampir 110 derajat Fahrenheit pada hari Minggu, dan studi terbaru telah menunjukkan bahwa perubahan iklim akan meningkatkan risiko kesehatan di sana. Ada juga 17 jamaah lain yang hilang, kata agensi tersebut. Hajj adalah salah satu dari lima pilar iman Islam, dan banyak ritual dilakukan di luar ruangan, di Mekah dan gurun sekitarnya. Ritual ini termasuk berdoa di luar Masjid Agung Mekah dan menghabiskan hari dalam doa di Gunung Arafat, seringkali di bawah terik matahari. Ilmuwan telah memperingatkan bahwa kondisi cuaca akan sangat ekstrim ketika Hajj, yang mengikuti kalender bulan, jatuh selama musim panas, seperti yang terjadi tahun ini. Tindakan bantuan telah membantu mengurangi kasus stres panas, kata ilmuwan. Otoritas Arab Saudi telah menggunakan semprotan kabut air untuk mendinginkan udara, kata mereka, dan mereka telah menyediakan air, payung, dan transportasi ber-AC untuk para jamaah. Vivian Nereim berkontribusi dalam pelaporan dari Riyadh.