Perusahaan Southern Company (SO) adalah salah satu penyedia energi terbesar di Amerika Serikat. Mereka memiliki nilai pasar sekitar $109,7 miliar dan melayani hampir sembilan juta pelanggan di berbagai negara bagian. Perusahaan ini, lewat anak perusahaannya, menghasilkan, mengirimkan, dan mendistribusikan listrik serta gas alam. Mereka juga berinvestasi dalam energi terbarukan dan solusi energi digital.
Perusahaan yang berbasis di Atlanta ini akan mengumumkan hasil keuangan untuk kuartal ketiga tahun 2025 pada hari Kamis, 30 Oktober, sebelum pasar buka. Para analis memperkirakan SO akan melaporkan laba per saham (EPS) yang disesuaikan sebesar $1,54. Angka ini naik 7,7% dari periode yang sama tahun lalu. Dalam empat kuartal terakhir, perusahaan ini telah melampaui perkiraan laba dari Wall Street sebanyak tiga kali.
Untuk tahun fiskal 2025, analis memperkirakan EPS yang disesuaikan akan naik 5,4% menjadi $4,27. Kemudian, untuk tahun 2026, EPS diproyeksikan tumbuh 7.3% menjadi $4,58.
Saham SO telah naik 9,9% dalam 52 minggu terakhir. Namun, kinerjanya masih di bawah kenaikan indeks S&P 500 (15,5%) dan dana sektor utilitas XLGU (15,2%) pada periode yang sama.
Meskipun laba kuartal kedua tahun 2025 SO lebih baik dari perkiraan, yaitu $0,91 per saham dengan pendapatan $6,97 miliar, sahamnya turun sedikit pada 31 Juli. Alasannya, investor khawatir dengan biaya operasional perusahaan yang melonjak 15,1% menjadi $5,21 miliar.
Secara keseluruhan, para analis memberi peringkat “Moderate Buy” untuk saham SO. Dari 21 analis, tujuh merekomendasikan “Strong Buy,” satu “Moderate Buy,” 12 menyarankan “Hold,” dan satu “Strong Sell.” Saat ini, harga saham SO sudah berada di atas target harga rata-rata analis, yaitu $99,44.
Pada tanggal publikasi, penulis, Sohini Mondal, tidak memiliki posisi di sekuritas mana pun yang disebut dalam artikel ini. Semua informasi dan data dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi. Artikel ini pertama kali diterbitkan di Barchart.com.