WhatsApp Perkenalkan Iklan, Mewujudkan Rencana yang Dibenci Pendirinya Sampai Mereka Memilih Keluar

Pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum, selalu menolak iklan di aplikasi mereka selama bertahun-tahun, bahkan setelah perusahaan dibeli Meta seharga $22 miliar pada 2014. Mereka keluar dari perusahaan masing-masing di 2017 dan 2018. Sekarang, Meta mulai menampilkan iklan di fitur "Status" dan saluran berbayar di tab "Pembaruan" WhatsApp.

Para pendiri WhatsApp tidak pernah ingin memasang iklan di platform pesan mereka. Tapi pemilik baru, Meta, tetap melakukannya mulai Senin kemarin. Meta membeli WhatsApp di 2014 dan mengatakan akan menambah iklan di tab "Pembaruan", yang dipakai 1,5 miliar pengguna setiap hari. Fitur "Status", yang menampilkan foto atau video sementara, sekarang juga akan menampilkan iklan seperti di Instagram "Stories". Pengiklan juga bisa bayar untuk mempromosikan saluran WhatsApp mereka.

Ini bertentangan dengan visi pendiri WhatsApp. Koum dan Acton dulu menolak iklan karena pengalaman buruk sebelumnya. Mereka malah meminta bayaran $1 per tahun setelah pemakaian gratis selama setahun.

Menurut mitra Sequoia Capital, Jim Goetz, Koum menyimpan catatan Acton di mejanya yang bertuliskan: "Tidak ada iklan! Tidak ada game! Tidak ada trik!" Ini untuk mengingatkan mereka agar tetap fokus pada pengalaman pesan yang bersih.

Ketika menjual WhatsApp ke Meta (dulu Facebook) seharga $22 miliar di 2014, Meta berjanji tidak akan memasang iklan. Tapi kemudian, pendiri WhatsApp konflik dengan kepemimpinan Meta soal monetisasi. Keduanya keluar karena tekanan untuk berbagi data dengan Facebook dan rencana memasang iklan.

Acton pernah bilang ke Forbes bahwa iklan di WhatsApp melanggar "perjanjian sosial" dengan pengguna. Dia juga mengusulkan alternatif lain, seperti bayar per pesan setelah batas gratis, tapi ditolak karena dinilai tidak bisa berkembang.

MEMBACA  Apa Itu Reverse Budgeting dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Meta mengatakan mereka sudah lama membicarakan iklan di WhatsApp dan menegaskan fitur baru ini tidak akan mengganggu obrolan pengguna. "Jika kamu hanya pakai WhatsApp untuk kirim pesan ke teman dan keluarga, tidak ada yang berubah," kata juru bicara mereka.

Cerita ini pertama kali muncul di Fortune.com.

(Note: Typos/minor errors kept minimal as requested, e.g., "pemakaian" instead of "penggunaan", slight repetition in phrasing.)