Demokrat di Senat menepati janji mereka untuk menolak rancangan anggaran dari Partai Republik yang tidak melanjutkan atau mengembalikan tunjangan kesehatan. Mereka malah memilih untuk memaksa pemerintahan shutdown.
Sekarang, mereka harus cari cara untuk mengakhirinya.
Beberapa jam setelah shutdown mulai, Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer bilang bahwa jika Partai Republik mau bekerja sama, "shutdown bisa berakhir dengan cepat."
Tapi, itu tidak akan mudah. Pemimpin Partai Republik — seperti Pemimpin Mayoritas Senat John Thune dan Presiden Donald Trump — berkata mereka tidak akan bernegosiasi atau "disandera" oleh Demokrat yang minta konsesi untuk buka kembali pemerintah.
Posisi Partai Republik yang tegas itu mungkin tidak akan lama, sudah ada pembicaraan tidak resmi. Tapi, mencapai kesepakatan tetap sulit. Tidak pasti apakah kedua pihak bisa sepakat soal kebijakan kesehatan.
Shutdown yang lama juga bisa merugikan bagi Demokrat. Pemerintahan Trump sudah ancam akan memecat ribuan pekerja dan menunda proyek kereta bawah tanah di negara bagian New York, tempat asal Schumer.
Beberapa Demokrat Mulai Ragu
Partai Republik merasa senang karena tiga anggota Demokrat memilih bersamanya untuk tetap buka pemerintah. Mereka adalah Senator John Fetterman, Catherine Cortez Masto, dan Angus King.
Partai Republik, yang punya suara mayoritas, butuh delapan suara Demokrat untuk menang. Senator Rand Paul adalah satu-satunya dari Partai Republik yang memilih dengan Demokrat.
Thune terus mengadakan pemungutan suara berulang kali. Dia bilang dia harap lima Demokrat akhirnya akan merasa tertekan dan mendukung rancangan itu.
Partai Republik memperhatikan beberapa Demokrat moderat yang terlihat ragu sebelum memilih "tidak". Dua di antaranya adalah Jeanne Shaheen dan Gary Peters.
Setelah pemungutan suara, Shaheen bilang dia sudah banyak bicara dengan kolega dari kedua partai untuk cari jalan keluar.
Pilihan Sulit bagi Demokrat: Bertahan atau Menyerah?
Sementara beberapa Demokrat sedang cari cara untuk keluar dari masalah ini, yang lain bilang mereka harus bertahan dan melawan.
Senator Chris Murphy bilang, "Semakin lama shutdown-nya, kita harusnya semakin tegas, tidak menyerah."
Perpecahan di partai mereka menjadi masalah bagi Schumer. Banyak Demokrat di Kongres berpikir bahwa shutdown adalah satu-satunya cara untuk melawan kebijakan Trump, termasuk soal pemotongan anggaran kesehatan.
Politik di Balik Masalah Kesehatan
Demokrat minta Partai Republik segera perpanjang subsidi kesehatan untuk orang yang beli asuransi lewat Affordable Care Act. Subsidi yang diperbesar ini akan habis pada akhir tahun, yang akan naikkan biaya premi untuk jutaan orang.
Banyak Partai Republik bilang mereka terbuka untuk perpanjangan, tapi mereka mau ada perubahan. Yang lain lihat ini sebagai perluasan dari undang-undang kesehatan era Obama yang tidak bisa diterima.
Ketua DPR Mike Johnson tidak janji untuk bicara soal ini dan bilang, "Harus ada reformasi."
Thune berkali-kali bilang bahwa Partai Republik mau bernegosiasi setelah pemerintah buka lagi.
Pada hari Rabu, beberapa anggota Partai Republik mulai bicara tidak resmi dengan Demokrat. Mereka bahas kemungkinan perpanjang subsidi untuk satu tahun lalu dikurangi perlahan. Gagasan ini mungkin akan ditolak banyak Partai Republik, tapi Demokrat senang karena kedua pihak sudah mulai berbicara.
Pelajaran dari Masa Lalu
Shutdown pemerintahan yang dulu menunjukkan bahwa sulit menang konsesi besar dengan menutup pemerintah.
Pada tahun 2018, pemerintah shutdown selama tiga hari karena Demokrat, yang dipimpin Schumer, minta ada perlindungan untuk imigran muda. Mereka akhirnya setuju buka pemerintah setelah pemimpin saat itu janji hanya akan adakan pemungutan suara tentang masalah itu.
Di tahun yang sama, Trump paksa shutdown soal dinding perbatasan dan mundur setelah 35 hari.
Pada 2013, Senator Ted Cruz dan Partai Republik di DPR picu shutdown karena undang-undang kesehatan Obama. Akhirnya, shutdown berakhir setelah 16 hari dan Partai Republik tidak menang konsesi besar apa pun.
Thune berkata, "Saya pikir shutdown tidak menguntungkan siapa pun, terutama rakyat Amerika."