Taiwan melaporkan lebih banyak balon China di Selat Taiwan

Seorang anak berlari melewati bendera Taiwan saat pengumuman hasil resmi pada 13 Januari 2024 di Taipei, Taiwan.

Sawayasu Tsuji | Getty Images News | Getty Images

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah mendeteksi delapan balon China yang melintasi Selat Taiwan dalam 24 jam sebelumnya, di mana lima di antaranya terbang melintasi Taiwan, yang merupakan hari kedua berturut-turut dilaporkan adanya sejumlah besar balon.

Taiwan, yang China klaim sebagai wilayahnya sendiri meskipun adanya keberatan keras dari pemerintah di Taipei, telah mengeluh sejak Desember tentang balon-balon tersebut, dengan mengatakan bahwa balon-balon tersebut merupakan ancaman bagi keselamatan penerbangan dan upaya perang psikologis.

Dalam laporan harian mengenai aktivitas militer China, kementerian pertahanan Taiwan menyatakan bahwa mereka melihat balon pertama pada Sabtu pagi dan yang terakhir pada tengah hari, setelah melihat jumlah balon yang sama pada hari Jumat.

Menurut peta yang disediakan oleh kementerian, lima balon tersebut melintasi bagian utara dan tengah Taiwan.

Kementerian pertahanan China tidak menjawab panggilan yang meminta komentar pada hari Minggu. Baik China maupun Taiwan saat ini sedang merayakan liburan Tahun Baru Imlek, festival paling penting di dunia berbahasa Tionghoa.

Bulan lalu, pemerintah China menolak keluhan berulang dari Taiwan mengenai balon-balon tersebut, dengan mengatakan bahwa balon-balon tersebut digunakan untuk tujuan meteorologi dan tidak seharusnya dipolitisasi.

Pesawat tempur China beroperasi setiap hari di Selat Taiwan dan sering melintasi garis median yang sebelumnya berfungsi sebagai batas tidak resmi antara kedua belah pihak. China mengatakan bahwa mereka tidak mengakui keberadaan garis tersebut.

Bulan lalu, Taiwan memilih Wakil Presiden Lai Ching-te sebagai presiden berikutnya, seorang pria yang China gambarkan sebagai seorang separatis berbahaya.

MEMBACA  Kegembiraan Menangis

Lai, yang akan mulai menjabat pada bulan Mei, telah menawarkan pembicaraan dengan China, namun ditolak. Ia mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka sendiri.

Potensi penggunaan balon untuk spionase oleh China menjadi isu global pada bulan Februari tahun lalu ketika Amerika Serikat menembak jatuh apa yang mereka katakan sebagai balon pengintai China. China mengatakan bahwa balon tersebut adalah kendaraan sipil yang secara tidak sengaja tersesat.