Jum’at sore yang lalu, telepon Ali Nasrati yang berusia 30 tahun berdering dari nomor tidak dikenal. Dia tidak terlalu memikirkannya karena telepon spam memang biasa. Tapi si penelepon meninggalkan pesan suara: "Kamu sudah dipecat belum?"
Nasrati menganggap pesan itu hanya lelucon atau semacam scam. "Aku tipe orang yang tidak terlalu terganggu oleh hal-hal seperti ini," katanya kepada Fortune.
Tapi kemudian, pesan teks berdatangan. Dari berbagai nomor tidak dikenal, mereka menyebut nama lengkapnya, nama ibunya, dan alamat rumahnya, diikuti pesan mengerikan: "kami sedang dalam perjalanan." Panggilan telepon acak yang menghina Nasrati dan keyakinan Islam-nya dengan kata-kata vulgar juga terus berlanjut.
Nasrati yang ketakutan langsung pulang dari tempat kerjanya sebagai spesialis IT di Walmart di Virginia, tempat ia bekerja sejak umur 25. Dalam perjalanan, dia mendapat telepon lain yang tidak diangkatnya karena takut dihina lagi. Kali ini, teleponnya dari kantor pusat Walmart. Pesan suaranya, yang telah dilihat Fortune, berasal dari seorang manajer yang mengatakan bahwa ia diskors dengan bayaran menunggu "penyilidikan internal," dan memintanya untuk menghubungi balik.
Sejak itu, Nasrati telah menelepon dan meninggalkan banyak pesan untuk perusahaannya. Dia bilang tidak ada yang membalas. Walmart menolak untuk berkomentar.
Sesampai di rumah, Nasrati membuka laptopnya dengan perasaan tidak percaya. Akun kerjanya sudah dinonaktifkan. Saat ia mencari informasi daring dengan panik, sumber pelecehan itu akhirnya menjadi jelas: sebuah profil X dengan nama @IslamAli911 yang dipenuhi postingan provokatif yang merayakan pembunuh influencer sayap kanan Charlie Kirk, serta ditempeli foto dan nama lengkapnya.
Nasrati mengatakan akun itu bukan miliknya, dan dia tidak pernah memposting tentang Kirk atau politik. Dia punya akun X sendiri, yang isinya kebanyakan postingan tentang sepak bola dari sepuluh tahun lalu.
Tapi itu tidak penting. Sebuah halaman sayap kanan di X bernama "Bad Hombre" (@joma_gc) yang telah memposting nama dan informasi pekerjaan orang-orang yang dianggap "merayakan" pembunuhan Kirk, telah mengambil tangkapan layar dan memposting gambar akun palsu itu, bersama nama dan tempat kerja Nasrati, ke lebih dari 180.000 pengikut.
"Ini gila," kata Nasrati. "Akun ini dibuat bulan Mei, bukan oleh saya, tapi mereka menggunakan foto Instagram dan LinkedIn saya dan membuatnya seolah-olah sayalah yang memposting. Dan orang-orang mempercayainya."
Dampaknya langsung terasa. Ponselnya berdering terus-menerus dengan panggilan yang berisi hinaan Islamofobia. Email dan teks menyuruhnya meninggalkan negara ini dan menyembunyikan diri. Mobil-mobil yang terlalu lama membuntutinya di jalan membuatnya bertanya-tanya apakah dia sedang diikuti. Ibunya dan saudara perempuannya, yang ketakutan, menolak untuk tinggal di rumah mereka, dan dia pergi bersama mereka untuk mencari tempat tinggal lain.
"Aku selalu merasa sebagai orang Amerika pertama-tama," kata Nasrati. "Tapi akhir pekan ini, untuk pertama kalinya, aku merasa seperti orang asing di negeri sendiri."
Dia bergegas ke kantor polisi untuk melapor, satu laporan terhadap akun yang menirukan dirinya untuk pencurian identitas dan lainnya untuk fitnah. Di sana, polisi menyuruhnya untuk melaporkan akun yang menargetkannya, yang dia katakan sudah dilakukannya, bersama sekitar 200 teman dan keluarganya. jhjhhjk
X, dalam email yang dilihat Fortune, memberi tahu Nasrati bahwa akun @joma_gc tidak melanggar aturan X mana pun. Akun yang menirukannya, setelah menjadi viral di @joma_gc, menonaktifkan diri dan menghapus semua informasinya dari halaman tersebut.
X tidak menanggapi permintaan komentar dari Fortune.
Nasrati bukan satu-satunya
Kasus Nasrati hanyalah satu dari banyak kasus targeting dunia maya yang meningkat setelah pembunuhan Kirk, dengan para kritikus aktivis konservatif itu semakin disorot secara daring.
Sebuah situs bernama Expose Charlie’s Murderers, yang saat artikel ini ditulis sudah tidak aktif, sempat mempublikasikan nama 41 orang yang dituduhnya "mendukung kekerasan politik daring," dan berjanji untuk mengubah databasenya yang berisi 30.000 unggahan menjadi arsip permanen sebelum akhirnya ditutup.
Bahkan mereka yang mengutuk kekerasan tetapi menyuarakan kritik terhadap Kirk juga disertakan, menurut Reuters, dan beberapa—seperti influencer Kanada Rachel Gilmore—mengatakan mereka sejak itu mengalami ancaman pembunuhan dan pelecehan seksual.
Meskipun situs itu dihapus, banyak akun di X telah mengambil alih, dari @joma_gc hingga kreator media sayap kanan Chaya Raichik di @libsoftiktok. Pembawa acara MSNBC, guru sekolah negeri, pekerja kesehatan, dan karyawan di Office Depot dan Microsoft telah dipecat karena postingan mereka, di antara yang lain. Seorang pilot American Airlines bahkan dibebastugaskan dan diskors karena postingannya.
X melarang memposting informasi pribadi seseorang tanpa izin, tapi kebijakannya membuat pengecualian jika detailnya sudah publik — seperti nama, tempat kerja, atau foto dari LinkedIn atau Instagram, yang semuanya digunakan dalam kasus Nasrati. Namun, peniruan identitas adalah pelanggaran terhadap aturan X, menurut kebijakannya.
Nasrati tidak yakin apakah dia akan mendapatkan penyelesaian yang benar dari pihak berwajib, atau X, atau tempatnya bekerja. Yang dia inginkan dari Walmart hanyalah untuk "membersihkan namanya" dan membantunya mendapatkan rasa aman akan pekerjaan dan keamanan pribadi.
"Apa yang bisa saya lakukan di masa depan untuk tidak merasa seperti ini? Saya benar-benar tidak melakukan kesalahan apa pun," kata Nasrati. "Apakah saya harus menghilang dari media sosial, putus dari dunia, hanya untuk merasa aman di rumah sendiri? Ini tahun 2025: setiap orang punya kehadiran media sosial. Fakta bahwa tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menghentikan hal ini terjadi lagi sangat menakutkan."