Selalu Baja — Tarif Menjadi Senjata Perdagangan yang Akrab bagi Trump

Buka gratis newsletter White House Watch

Panduan buat kamu tentang arti masa jabatan kedua Trump untuk Washington, bisnis, dan dunia.

Baja lagi. Selalu baja. Alasan utama keputusan Donald Trump untuk naikin tarif baja dan alumunium jadi 50% di hari Rabu — salah satu kebijakan yg belum dia batalkan — mungkin karena marah ama putusan pengadilan federal minggu lalu tentang tarif “resiprokal” (yg salah namanya).

Tapi kan emang udah biasa buat AS — dan banyak pemerintah lain — buat lindungi industri baja dari impor. Tarif baja jadi senjata andalan buat tunjukin perlawanan dagang. Pemerintah AS bilang produksi baja global yang berlebihan udah parah dan bakal makin parah karena subsidi dari China. Tapi AS sendiri terlalu proteksionis, jadi mau Trump ato ngga, AS bukan negara yg bisa perbaiki masalah ini.

Baja itu kayak pecandu subsidi dan proteksi dagang yg sulit berhenti. Alasannya banyak: produksi baja butuh skala besar, jadi susah buat pemain baru; baja dipake buat tank, pesawat tempur, rel kereta, sama jembatan; pabrik baja sering ada di kota kecil yg bergantung sama industri itu, jadi kalo tutup langsung berdampak politik. Di AS, banyak pabrik baja besar ada di negara bagian swing states dan pekerjanya anggota serikat pekerja yg berpengaruh.

Ini semua bikin harga baja naik, yang sebenarnya merugikan industri lain. Ada 80 lapangan kerja di industri hilir buat setiap 1 pekerja di produksi baja.

Upaya buat bikin pasar bebas internasional gagal terus. OECD bikin komite baja tahun 1978 buat bahas kelebihan produksi global, apalagi waktu Jepang mulai jadi produsen besar. Tapi sampe rapat ke-97 bulan April, solusi tetap belum ketemu. Forum G20 buat bahas kelebihan produksi baja juga gak efektif.

MEMBACA  Kelurga sandera Israel berharap video tersebut menjadi pengingat akan perlunya kesepakatan

Proteksionisme makin banyak. Pas EU baru aja umumkan rencana bangun ketahanan ekonomi dan pertahanan, industri baja Jerman langsung minta subsidi. Tapi industri baja AS paling kreatif, terutama pake instrumen “anti-dumping” dan bea masuk buat lawan subsidi. Salah satu alasan utama AS benci WTO ya karena sistem sengketa WTO sering tolak metode “zeroing” yg dipake industri baja AS buat hitung bea anti-dumping.

Tarif yg baru aja Trump naikin awalnya dikenain di masa jabatan pertamanya pake aturan “Section 232”. Aturan ini mewajibin pemerintah buat tunjukin — atau klaim — alasan keamanan nasional, yang sebenernya konyol tapi belum kalah di pengadilan. Pemerintah Biden pertahankan tarif ini, cuma ditunda buat EU dan mitra dagang lain sambil negosiasi yg gak pernah kelar.

Pemerintah Biden mungkin kurang brutal, tapi juga licik. Dia coba pake tarif buat maksa EU setuju “perjanjian global baja dan alumunium berkelanjutan” yang tujuannya ngeroyok China. Tapi EU anggap ini cuma proteksionisme lama dengan bungkus baru.

Tarif baru Trump bikin potensi distorsi dan pemerasan makin besar. Trump aktifin lagi tarif 25% buat baja setelah mulai masa jabatan kedua, dan bulan lalu dia kasih pengecualian buat UK. Inggris seneng banget, tapi gak jelas detailnya, kecuali beberapa kuota impor daging sapi dan bioethanol.

Sebenarnya, Inggris lebih punya alasan buat pertahankan produksi baja dibanding AS. Departemen Pertahanan AS sendiri bilang gak perlu Section 232 buat jaga kapasitas domestik. Inggris sekarang cuma punya 1 pabrik baja dari bijih besi (bukan daur ulang). Pabrik di Scunthorpe ini sepertinya gak bakal bisa terus operasi, tapi ini emang masalah keamanan penting.

MEMBACA  Pembaruan LLM Asisten AI Meta. Ini yang Perlu Anda Ketahui

Ini juga bikin Inggris rentan ama paksaan Trump. Pengecualian tarif di deal bulan lalu (yg belum diterapin) syaratnya Inggris harus sepaham ama AS soal keamanan rantai pasok baja dan alumunium — jelas ngarahin China. Gak jelas gimana Trump bakal pake ini, apalagi sekarang tarif baru udah naik.

Di dalam negeri, naikin tarif baja itu gampang dan populer. Tapi di luar negeri, ini bikin mitra dagang buru-buru mau negosiasi. Kebijakan dagang Trump emang parah, tapi fakta bahwa dia selalu pake proteksionisme baja ya gak heran.

[email protected]