Keputusan untuk investasi sebenarnya cukup gampang — kamu mau nabung untuk beli sesuatu di masa depan atau pensiun nyaman, dan kamu mau uang itu bisa berkembang. Jadi, kamu putusin untuk investasi. Itu bagian yang mudah.
Tapi kemudian, kamu harus milih mau investasi di apa. Kamu bisa beli saham, obligasi, reksa dana, bitcoin, koleksi barang, atau komoditas — banyak banget pilihanya.
Reksa dana sering jadi solusi terbaik buat banyak orang. Mereka mudah didapetin, gampang dimiliki dan diperdagangkan, serta memberi diversifikasi instan. Tapi, reksa dana yang mana? Tahun 2023, ada 7.222 reksa dana di AS menurut Statista. Kamu harus pilih yang mana? Apa bedanya?
Banyak orang mikir semua reksa dana hampir sama, tapi sebenarnya mereka beda dalam hal risiko, performa, dan biaya. Investasi di reksa dana yang salah bisa bikin waktu investasi kamu gak cocok, atau malah bayar biaya lebih mahal.
Pertanyaan pertama yang harus kamu tanya ke diri sendiri: apa tujuan investasi kamu?
- Mau duit cukup biar bisa hidup dari hasil investasi tanpa sentuh modal awal? Carilah reksa dana agresif yang reinvestasi dividen.
- Mau hasil investasi buat nambah penghasilan sekarang? Cari reksa dana saham dividen.
- Mau yang hampir pasti untung meski kecil? Obligasi mungkin cocok.
Waktu investasi juga penting:
- Kalau cuma 3 tahun atau kurang, pilih investasi rendah risiko seperti obligasi.
- Kalau mau invest 20+ tahun, bisa pilih reksa dana saham yang lebih fluktuatif.
Toleransi risiko juga krusial:
- Kalau kamu berani risiko tinggi, invest di dana yang lebih fluktuatif.
- Kalau mau aman aja, pilih yang lebih stabil.
Reksa dana punya biaya seperti biaya operasional, penjualan, dan lainnya. Pastikan baca prospektus sebelum investasi dan bandingkan biayanya.
Performa masa lalu gak menjamin hasil di masa depan, tapi dana yang bagus biasanya dikelola dengan baik. Bandingkan dengan indeks seperti S&P 500.
Jangan terlalu lama mikir, pilih yang sesuai dengan tujuan dan risiko kamu, lalu mulai investasi!
Artikel ini awalnya muncul di GOBankingRates.com.