Tidak ada yang suka bayar pajak. Mungkin itu sebabnya Presiden Donald Trump mengusulkan untuk menghapus pajak penghasilan dan menggantinya dengan tarif. Dia percaya tarif bisa bikin kita semua kaya dan gak perlu lagi bayar pajak — setidaknya pajak penghasilan. Tarif sebenarnya juga pajak, dibayar importir tapi akhirnya dibebankan ke konsumen.
Pelajari Lebih Lanjut: 5 Cara ‘Big, Beautiful Bill’ Trump Bisa Pengaruhi Dompet Kamu
Cari Tahu: 4 Pasar Perumahan Yang Turun Nilainya dalam 5 Tahun Terakhir
Tapi gimana jadinya kalau pajak penghasilan sudah tidak ada? Kami tanya ChatGPT. Ada empat poin utama.
Bisakah Trump hapus pajak penghasilan dengan perintah eksekutif? Kata ChatGPT, jawabannya tidak mungkin. Pajak penghasilan diatur dalam Amandemen ke-16 Konstitusi AS (1913), yang memberi hak pemerintah federal untuk memungut pajak tanpa membaginya ke negara bagian. Menghapusnya butuh persetujuan Kongres dengan suara 2/3 dari kedua majelis.
Faktanya, pajak penghasilan perorangan dan perusahaan adalah sumber utama pendapatan federal selama 50 tahun terakhir. Menurut Bipartisan Policy Center, tahun 2023, pajak penghasilan perorangan menyumbang $2,2 triliun dan perusahaan $460 miliar. Tanpa ini, pemerintah kehilangan 60% pendapatannya.
Sementara itu, tarif hanya menghasilkan $98 miliar (menurut ChatGPT) atau $80 miliar (menurut NPR). Politico melaporkan, hingga Juli 2024, tarif AS (termasuk kebijakan Trump) sudah dapat $100,5 miliar — naik $53 miliar dari tahun lalu.
Tapi ChatGPT bilang, tarif harus naik 20x lipat untuk ganti rugi penghapusan pajak penghasilan. Semua barang impor — elektronik, energi, barang industri — kena tarif tinggi, yang bisa picu inflasi dan perang dagang.
Di sisi lain, tanpa pajak penghasilan, hidup lebih sederhana — terutama di bulan April. Pajak belanja (seperti tarif) bisa menguntungkan orang yang hemat, seperti pekerja bergaji tinggi atau pensiunan.
Tapi tarif dan pajak penjualan lebih memberatkan kelas menengah ke bawah. Mereka menghabiskan lebih besar persentase pendapatannya untuk kebutuhan dibanding orang kaya. Misal, beli laptop atau mobil lebih berat bagi yang gajinya $50.000/tahun vs yang penghasilan $5 juta/tahun.
Selain itu, pemerintah harus pangkas anggaran besar-besaran — termasuk Medicaid, Medicare, bahkan militer.
ChatGPT tegas bilang ini ide buruk. Menurut ekonom, tarif bisa naikkan harga, kurangi efisiensi, dan hambat lapangan kerja. Hapus pajak penghasilan juga tambah ketimpangan — menguntungkan orang kaya, merugikan yang miskin.
Trump bilang era 1870-1913 (sebelum ada pajak penghasilan) adalah "Zaman Keemasan" AS. Tapi menurut Digital History, saat itu rata-rata pendapatan keluarga kota hanya $738/tahun (setara $22.594 sekarang). Ketimpangan sangat parah, sampai Mark Twain menyebutnya "The Gilded Age" — emas di luar, tapi busuk di dalam.
Baca Selanjutnya: 4 Cara ‘Big Beautiful Bill’ Trump Ubah Rencana Pensiun Kamu Setelah biaya perumahan, makanan, pemanas, dan pakaian, rata-rata tersisa $44 per tahun ($1.347) untuk hiburan, keadaan darurat, dan tabungan pensiun — dan tanpa Jaminan Sosial, mereka benar-benar membutuhkannya. Untuk itu, pekerja tak terampil atau semi-terampil rata-rata bekerja 10 jam sehari dengan upah 20 sen ($6,12) per jam, dan 939 dari 1.000 orang meninggal tanpa meninggalkan harta untuk ahli waris.
Sejujurnya, itu tidak terdengar sangat "emas".
Artikel ini awalnya muncul di GOBankingRates.com: Saya Bertanya ke ChatGPT Apa yang Terjadi Jika Trump Hapus Pajak Penghasilan — Ada Kabar Baik dan Buruk.