Todd Weaver punya pesan penting buat Apple yang lagi di tekanan Presiden Donald Trump buat pindahin produksi smartphone-nya ke AS: Jangan dengerin omongan biasa.
Katanya, bikin iPhone di AS (bukan di Asia kayak sekarang) itu mustahil dan mahal banget. Tapi Weaver bilang perusahaan bisa sukses lakukan ini dengan biaya hampir sama atau cuma lebih dikit—asal punya waktu beberapa tahun buat atur tantangannya.
Weaver tau karena startup dia, Purism, mungkin satu-satunya yang rakit smartphone di AS. “Made in America” jadi keunggulan utama produknya, Liberty Phone.
“Memang susah di AS,” akui Weaver. “Mungkin itu sebabnya cuma aku yang lakukan.” Tapi perusahaannya udah untung dua tahun terakhir—contoh nyata di tengah debat panas soal ini.
Trump baru-baru ini soroti produksi smartphone di AS sebagai bagian dari perang dagang. Tanggal 23 Mei, dia ancam Apple bakal kena tarif 25% kalau tetap impor iPhone ketimbang produksi domestik. Masih belum jelas apakah tarif ini bakal permanen, mengingat kebiasaan Trump yang suka ganti keputusan.
Apple selalu rakit iPhone di luar negeri, terutama China, dan enggan pindah ke AS. Bulan April, mereka malah alihkan produksi iPhone untuk pasar AS ke India yang tarif impornya lebih rendah. CEO Apple Tim Cook bilang sulit cari tenaga ahli dan supplier sekelas China di AS.
Tentu Purism jauh lebih kecil dari Apple yang udah jual 2 miliar iPhone sejak 2007. Purism cuma terjual puluhan ribu ponsel sejak 2018, dan hampir gak dikenal di luar kalangan tech geek.
Liberty Phone, yang dibuat dekat San Diego, pakai komponen elektronik AS tapi rangka dari China. Harganya $1,999. Varian lain, Librem 5, dibuat di China dengan harga $799. Purism juga produksi tablet, laptop, dan server.
Purism klaim produk mereka lebih aman dan privasi-friendly karena semua proses produksi di AS, jadi lebih gampang lacak kalau ada gangguan dari luar. Sistem operasinya berbasis Linux dan open source, jadi yang punya keahlian teknis bisa periksa kodenya.
Ada juga tiga “kill switch” buat matiin koneksi seluler, Wi-Fi/Bluetooth, serta kamera dan mikrofon secara fisik—lebih aman dari mode pesawat biasa. Buat yang paranoid, bisa bayar ekstra buat pengiriman pakai pengaman tambahan.
Klien utama Purism instansi pemerintah kayak FBI dan Komite Intelijen DPR AS. Biaya produksi Liberty Phone cuma beda $50 lebih mahal dibanding Librem 5 buatan China—selisihnya ditutup dari margin keuntungan yang lebih tinggi.
Masalah kurangnya tenaga ahli
Purism punya lini perakitan di Carlsbad, California, dengan sekitar selusin pekerja. Bandingkan dengan pabrik iPhone di China yang luasnya lapangan bola dan pekerjanya ratusan ribu.
“Di China ada gedung-gedung penuh insinyur elektronik. Di sini mungkin cuma lima,” kata Weaver. Solusinya harus lebih banyak pelatihan keterampilan buat genjot produksi domestik.
Kalau Apple tiba-tiba harus produksi jutaan iPhone di AS tahun 2026, bisa kacau karena butuh tahunan buat latih pekerja. Purism sendiri butuh waktu lama bangun rantai pasokan lokal, dan ukurannya yang kecil bikin biaya produksi per unit lebih tinggi—meski bisa ditekan pakai otomatisasi.
Beberapa komponen iPhone, seperti kamera berkualitas tinggi, mungkin tetap harus diimpor karena susah cari penggantinya di AS. Analis bilang harga iPhone bisa tembus $3.500 kalau dibuat di AS, tapi Weaver yakin biayanya bisa turun signifikan kalau Apple punya cukup waktu adaptasi.
Ekspansi perlahan
Tarif Trump yang langsung berlaku dikritik Weaver karena usaha relokasi produksi butuh perencanaan tahunan. Menurutnya, tarif seharusnya diberlakukan bertahap agar perusahaan punya insentif jelas tanpa dihajar langsung.
Purism sendiri udah untung sejak 2023 dengan Liberty Phone sebagai produk terlaris. Tapi analis TechInsights Wayne Lam bilang Purism cuma bisa sukses di ceruk pasar khusus seperti pemerintah/militer, bukan bersaing di pasar konsumen.
Weaver sedang cari tambahan investasi buat ekspansi dan perbaiki kelemahan utama: karena gak pakai iOS/Android, banyak aplikasi populer seperti Uber gak kompatibel dan harus diutak-atik manual.
Kalau tarif Trump jadi permanen, Purism diuntungkan karena produk AS-nya gak kena imbas, sementara merek besar dengan produksi luar negeri bakal kena pukulan berat.
Artikel ini pertama kali tayang di Fortune.com