Ray Dalio Peringatkan Masa Depan yang Suram, Solusinya dari Peribahasa Tiongkok: ‘Kelinci Cerdik Punya Tiga Lubang’

Investor legendaris Ray Dalio mengeluarkan peringatan serius tentang masa depan Amerika Serikat dan Inggris. Dia tidak optimis dengan arah kedua negara itu dan percaya kita menuju ke "masa-masa yang sangat, sangat gelap". Berdasarkan studinya sendiri tentang sejarah 500 tahun, pendiri perusahaan hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates, ini menunjukkan siklus 80 tahun yang bisa diprediksi. Siklus ini menandakan era perselisihan global dan internal yang besar akan datang.

Kerangka kerja Dalio dibangun dari lima kekuatan utama yang menggerakkan sejarah dalam siklus: uang dan hutang, konflik internal, konflik geopolitik, bencana alam, serta penemuan manusia, terutama teknologi. Dia berargumen bahwa AS dan Inggris menunjukkan gejala jelas dari siklus yang mendekati fase berbahaya.

"Inggris punya masalah finansial, pemerintah punya masalah hutang," jelas Dalio dalam podcast "Diary of a CEO". Dia mencatat bahwa ketika hutang naik dibandingkan pendapatan, itu mempersulit ekonomi. Tekanan finansial ini terkait dengan kekuatan kedua: konflik internal yang kuat. Dengan kesenjangan kekayaan dan kesempatan yang besar, masyarakat mengalami perpecahan dalam antara kiri dan kanan, menyebabkan hilangnya kepercayaan pada sistem. Dalio juga percaya Inggris kurang memiliki budaya penemuan dan pasar modal yang kuat seperti di AS, yang semakin menghambat prospeknya.

Sementara itu bisa diperdebatkan, yang tidak bisa disangkal adalah produktivitas di Inggris sudah datar selama kira-kira 20 tahun. Seorang profesor bernama Diane Coyle pernah bilang ke NPR’s Planet Money di tahun 2022 bahwa Inggris mengalami "flatlining productivity" sejak pertengahan 2000-an dan lebih buruk daripada negara lain. London School of Economics juga menyebutnya sebagai "teka-teki produktivitas".

Masalah yang Akan Datang untuk Amerika

Tapi, Dalio sama pesimisnya tentang Amerika Serikat. Meski mengakui budaya kewirausahaan dan inovasi di AS, dia menunjukkan tantangan serius di mana-mana. AS punya masalah hutang yang signifikan, dan lanskap politik internalnya sangat terpolarisasi oleh kesenjangan kekayaan dan nilai, yang membahayakan demokrasi itu sendiri. Selain itu, dia berargumen bahwa AS sedang dalam "konflik kekuatan besar" dengan China dan sekutunya, dan kedua negara terkunci dalam perang teknologi yang akan menentukan tatanan dunia masa depan. "Pemenang perang teknologi akan memenangkan semua perang," kata Dalio.

MEMBACA  Pemilik Rumah Mewah di Las Vegas Murka, Properti Senilai Jutaan Dolar Rusak dalam 5 Tahun—Kesalahan Pembangun?

Di tengah pembicaraan ini, AS dan China sedang merundingkan detail akhir tentang kontrol AS atas TikTok, yang menunjukkan betapa pentingnya teknologi dalam konflik ini.

Meski pandangannya suram, pesan Dalio bukanlah tentang keputusasaan tapi tentang persiapan individu. Dia menekankan bahwa pertanyaan pentingnya bukanlah apakah harus khawatir, tapi "bagaimana kamu sebagai individu menghadapinya." Dia menawarkan nasihat yang jelas dan bisa dilakukan.

Pertama, dia menekankan pentingnya fleksibilitas dan mobilitas, mengutip pepatah Cina: "kelinci pintar punya tiga lubang." Artinya, punya kemampuan untuk memindahkan diri dan modalmu dari situasi buruk ke situasi yang lebih baik. Dalio menyarankan bahwa terpaku pada aset seperti rumah dapat membatasi fleksibilitas penting ini.

Secara finansial, individu harus fokus membangun kekuatan melalui penghasilan, pengeluaran, dan menabung yang disiplin, ditambah dengan investasi yang cerdas. Secara personal, Dalio menyarankan orang untuk memahami "sifat" mereka sendiri dan menemukan jalan hidup yang sesuai dengan itu. Bagi mereka yang baru memulai karir, prioritasnya harus belajar dari mentor terbaik, bukan mengejar gaji tertinggi. Hidup yang paling memuaskan, katanya, datang dari pekerjaan dan hubungan yang bermakna, yang lebih berkorelasi dengan kebahagiaan daripada uang yang banyak.

Inti dari semua nasihat Dalio adalah prinsip panduannya untuk pertumbuhan personal: "Rasa sakit plus refleksi sama dengan kemajuan." Dia percaya pembelajaran terbaik datang dari rasa sakit, karena kamu harus memperhatikan untuk belajar bagaimana realitas bekerja dan menghadapinya, lalu mengembangkan prinsip untuk menghadapi realitas dengan lebih baik. "Dari proses itulah perusahaan saya Bridgewater menjadi hedge fund terbesar di dunia," katanya, dan itu membuatnya menjadi orang yang sangat kaya, meski itu bukan niat awalnya.