Perusahaan-perusahaan besar seperti Salesforce, Microsoft, dan Intel semua sedang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Banyak karyawan yang khawatir mereka akan jadi yang berikutnya. Donald King, seorang pemuda berusia 26 tahun yang dulu membuat agen AI untuk PwC, tidak pernah menyangka dia akan di-PHK juga—tapi akhirnya dia sadar kenapa konsultan sering disebut sebagai "tukang PHK".
Setelah lulus dari University of Texas at Austin pada tahun 2021, King dapat kerja di salah satu raksasa konsultan "Big Four": PwC. Dia pindah ke New York untuk mulai bekerja sebagai associate di divisi teknologi. Semua berubah ketika PwC mengumumkan investasi $1 miliar untuk AI. King yang tertarik dengan teknologi ini langsung bergabung dengan tim AI perusahaan. Dia kerja sangat keras, bahkan sampai 80 jam per minggu, dan percaya diri kalau dia berhasil di perannya.
"Saya coding dan mengelola tim. Ini gila, mereka kasih orang 24 tahun seperti saya tanggung jawab besar untuk bikin agen AI bagi perusahaan Fortune 500," kata King. "Itu pekerjaan impian saya… Saya bahkan menang tempat pertama di lomba hackathon OpenAI seperusahaan."
Meskipun sukses, King mulai mempertanyakan dampak pekerjaannya. Agen AI yang dia buat untuk perusahaan besar bisa menggantikan banyak pekerjaan manusia. Dia dan teman-temannya sempat merasa bersalah.
Di balik layar, rencana PHK sedang disiapkan—dan kali ini untuk King. Pada Oktober 2024, hanya delapan bulan setelah peran terakhirnya, King baru saja mempresentasikan proyeknya yang menang hackathon. Dua jam kemudian, PwC menelepon dan mengabarkan dia di-PHK. King yang berusia 26 tahun itu merekam percakapan PHK-nya dan mengunggahnya ke TikTok. Videonya viral dan dapat jutaan views. Banyak yang kaget dia di-PHK padahal baru menang lomba.
"Saya pikir saya aman, apalagi setelah menang," katanya. "Saya benar-benar kaget."
King yakin PHK-nya tidak ada hubungan jahat, mungkin hanya kebetulan karena perusahaan pernah mempekerjakan terlalu banyak orang. Tapi dia sadar, agen AI yang dia buat untuk klien PwC mungkin berkontribusi pada PHK yang terjadi di perusahaan-perusahaan itu.
King percaya agen AI-nya mungkin terkait dengan PHK
King sadar bahwa agen AI yang dia bantu buat kemungkinan berdampak pada orang lain. Setahun setelah PHK-nya, dia lihat beberapa klien Fortune 500 yang dulu dilayannya melakukan PHK.
"100% ada hubungannya," kata King. "Saya tahu kerja sebagai konsultan seperti jadi algojo, tapi saya tidak menyangka akan seperti ini."
Menurut King, meskipun kecerdasan agen AI mungkin seperti anak umur 5 tahun, mereka bisa mengotomatisasi tugas-tugas sederhana. Pekerjaan tingkat pemula paling berisiko digantikan.
"Tugas-tugas yang diotomatisasi, 100% sudah hilang. Jika pekerjaanmu hanya mengirim email bolak-balik, kamu harus waspada," ujarnya.
Beralih ke tujuan hidup baru: mendirikan agensi marketing
Meski di-PHK, semangat King tidak hancur. Malahan, dia bersyukur karena hal itu terjadi. Setelah di-PHK, dia dapat banyak tawaran kerja dari perusahaan teknologi besar. Tapi dia memilih untuk tidak kembali kerja sebagai karyawan. Sebaliknya, King mendirikan agensi marketing sendiri bernama AMDK. Bisnisnya resmi diluncurkan pada Desember tahun lalu, kurang dari dua bulan setelah dia di-PHK.
Sekarang, AMDK sudah punya klien dari perusahaan kecil sampai yang sangat besar. Banyak dari mereka yang ingin memiliki agen AI sendiri. Tujuan akhir King adalah menciptakan banyak agen AI untuk membantu operasional perusahaan. Tapi setelah pengalamannya di PwC, dia sekarang lebih berhati-hati dengan dampak ciptaannya.
"Ini adalah tujuan hidup saya, bukan tujuan hidup orang lain. Saya jauh lebih bahagia," kata King. Untuk dapat bekerja di luar negeri, Anda harus memenuhi beberapa persyaratan yang penting. Pertama-tama, Anda perlu punya paspor yang masih berlaku. Paspor ini adalah dokumen resmi dari pemerintah yang membuktikan identitas dan kewarganegaraan Anda.
Kemudian, Anda juga harus dapat visa kerja dari negara yang akan Anda tuju. Proses mendapatkan visa bisa berbeda-beda di setiap negara dan biasanya memakan waktu yang lumayan lama. Anda mungkin perlu menyiapkan beberapa dokumen lain, seperti surat keterangan kerja atau bukti pendidikan.
Selain itu, kemampuan bahasa asing seringkali sangat diperlukan. Jika Anda bisa berbicara bahasa negara tersebut, peluang Anda untuk mendapatkan pekerjaan akan jauh lebih besar. Jangan lupa juga untuk memeriksa kesehatan Anda dan mendapatkan asuransi kesehatan yang baik, karena ini penting untuk keselamatan Anda selama di luar negeri.