Pinjaman Subprima dan Superprima Meningkat, Pertanda Ekonomi Berbentuk K yang ‘Mengundang Masalah Serius’

Bagian konsumen yang mengambil pinjaman paling beresiko telah capai titik tertinggi dalam dekade ini. Ini tanda tekanan keuangan yang tumbuh untuk banyak orang Amerika.

Bagian konsumen dengan pinjaman subprime adalah 14,4% dari peminjam di kuartal ketiga 2025, naik dari 13,9% pada periode sama di 2024. Ini yang tertinggi sejak 2019, menurut laporan TransUnion. Sekitar 25% penduduk AS punya nilai kredit FICO dibawah 660, artinya mereka subprime.

Bagian konsumen dalam kategori risiko kredit subprime turun selama pandemi karena bantuan pemerintah. Tapi sekarang jumlah subprime membesar lagi, tanda bahwa banyak orang hadapi tekanan keuangan yang meningkat: Persentase peminjam subprime yang telat bayar pinjaman mobil sudah capai 6,43%, dua kali lipat dari 2021.

Tapi kesulitan banyak peminjam bukan cerita lengkap. TransUnion juga laporkan bagian peminjam ‘super prime’ yang tumbuh – dari 37,1% di 2019 jadi 40,9% tahun ini. Pasar kredit juga berkembang. Peminjam super prime ini punya nilai kredit lebih tinggi dan dapat syarat pinjaman yang lebih baik.

"Kami lihat perbedaan dalam risiko kredit konsumen," kata Jason Laky dari TransUnion. "Ini menunjukan bahwa sementara banyak konsumen baik-baik saja di ekonomi sekarang, yang lain mungkin hadapi kesulitan keuangan."

Tanda-tanda Ekonomi Berbentuk K

Data pinjaman kredit sesuai dengan apa yang disebut beberapa ekonom sebagai ekonomi berbentuk K. Di sini, penghasilan tinggi belanja seperti biasa untuk hal seperti jalan-jalan dan barang mewah, sementara penghasilan rendah mengurangi makan di luar atau beli barang yang lebih murah.

"Kita seperti bergerak ke arah dua jenis pemain di pasar ekonomi di sana," kata profesor ekonomi Lucia Dunn. "Saya tidak terlalu khawatir dengan kategori super prime yang berhutang, mungkin mereka beli Lamborghini daripada Porsche."

MEMBACA  Film Prime: 12 Film Sci-Fi yang Harus Kamu Tambahkan ke Daftar Tontonanmu Sekarang Juga

Memang, penjualan eceran diperkirakan naik di September. Ekonom bilang ini karena rumah tangga kaya terus berbelanja seperti biasa. Analisis Moody’s bulan lalu temukan bahwa 80% penghasilan terbawah belanja sesuai inflasi sejak COVID, sementara 20% terbawah bertanggung jawab untuk pertumbuhan ekonomi.

"Kita kehilangan kelas menengah," kata Dunn. "Dan ketika kamu sampai di masyarakat dengan banyak orang di bawah dan kelompok kecil di atas, itu adalah resep untuk masalah yang sebenarnya."