"Perusahaan Private Equity Menata Ulang Strategi Keluar Pasar IPO yang Terbuka Kembali" Catatan: Judul telah disesuaikan untuk memenuhi preferensi visual dan konteks bahasa Indonesia yang lebih alami.

Buka White House Watch gratis

Panduan kamu untuk arti masa jabatan kedua Trump bagi Washington, bisnis, dan dunia.

Kelompok ekuitas swasta mengubah strategi keluar mereka setelah sadar bahwa penurunan penawaran saham perdana (IPO) selama bertahun-tahun tidak akan berakhir cepat.

Para eksekutif buyout di konferensi tahunan Eropa minggu ini bilang mereka lebih memprioritaskan opsi lain buat keluar dari investasi, seperti memecah bisnis buat dijual per bagian atau menjual perusahaan ke diri sendiri lewat "dana kelanjutan".

"Aku tidak ingat dalam 20 tahun investasi ekuitas pertumbuhan, IPO tidak buka selam ini," kata Gabriel Caillaux, co-president General Atlantic, di acara SuperReturn Berlin. "Ini bikin kita harus pikir ulang taktik, bukan strategi."

Firma buyout punya rekor aset lama yang belum terjual karena suku bunga tinggi dan pasar tidak stabil, bikin susah melantai perusahaan atau jual dengan harga bagus. Ini memaksa mereka cari cara lain buat balikin uang ke investor.

Volume IPO yang didukung ekuitas swasta anjlok sejak demam 2021, cuma 9 di Eropa dan AS tahun ini vs 116 di periode sama 2021.

Salah satu kepala ekuitas swasta di firma besar bilang, IPO sekarang diurutan ketiga setelah pemecahan bisnis dan jual saham minoritas.

"IPO sekarang nomer tiga," katanya.

Permira Januari lalu jual saham minoritas di perusahaan sneaker mewah Golden Goose senilai €2,2 miliar setelah batalkan IPO. EQT, yang tahun lalu rencananya mau IPO bisnis sekolah Nord Anglia, akhirnya jual ke konsorsium termasuk salah satu dana baru mereka.

Penjual sekarang sering kasih perlindungan lebih ke pembeli, seperti pembayaran tergantung kinerja masa depan. "Semua opsi sekarang dipakai," tambah mereka.

MEMBACA  Bob Iger CEO Umumkan Layanan Streaming Gabungan Hulu dan Disney+. Apa Artinya bagi Investor?

Eksekutif harapkan pemilihan Trump bikin IPO hidup lagi, tapi kebijakannya yang tidak stabil malah tutup pasar modal buat banyak penerbit.

Maret lalu, Permira dan Hellman & Friedman tunda IPO Genesys, sementara Bain Capital dan Cinven juga tunda IPO perusahaan farmasi Jerman, Stada.

Kepala ekuitas swasta di manajer aset global bilang, setelah pengumuman tarif Trump 2 April, IPO "hilang".

Dealmaker top di firma modal swasta besar lain bilang, "satu-satunya yang lebih buruk" dari pasar IPO sekarang adalah "harapan tinggi vs kenyataan".

Perubahan struktural di pasar juga bikin susah melantai perusahaan, seperti naiknya dana ETF pasif yang jarang beli IPO.

Daniel Lopez-Cruz dari Investcorp bilang pasar IPO "secara praktis tutup buat perusahaan ekuitas swasta".

Pasar sekunder, tempat firma buyout jual aset ke diri sendiri lewat dana kelanjutan, jadi "penolong besar".

Popularitas dana kelanjutan naik pesat sebagai cara balikin uang ke investor. Firma modal swasta jual $75 miliar aset di pasar sekunder tahun lalu, naik 44% dari tahun sebelumnya.

Tapi beberapa eksekutif masih optimis IPO bisa bangkit lagi.

"Semua bisa berubah cepat," kata kepala firma buyout Eropa besar. "Kami punya bisnis yang mungkin IPO dalam 9 atau 12 bulan. Yang penting siap dan lakukan saat bisa."