Indeks S&P 500 turun 0,2% pada Jumat karena investor menunggu langkah berikutnya Presiden Donald Trump terkait Iran dan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada Juli.
Pasar menutup minggu yang kurang bagus karena indeks saham utama sedikit turun atau tetap datar di hari Jumat. S&P 500 turun 0,2% harian dan 1,3% mingguan. Nasdaq turun 0,5%, sedangkan Dow Jones hampir datar dengan kenaikan harian 0,1%.
Akhir minggu perdagangan singkat—pasar AS tutup pada Kamis untuk peringatan Juneteenth—bersamaan dengan pengumuman Gedung Putih pada Kamis malam bahwa Presiden Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu apakah akan menyerang Iran. Presiden sedang mempertimbangkan aksi militer setelah Israel, sekutu utama AS di Timur Tengah, mulai bertukar serangan rudal dan drone dengan Iran sejak Kamis lalu.
“Kami tau persis di mana ‘Pemimpin Tertinggi’ bersembunyi,” tulis Trump di media sosial pada Rabu, merujuk pada Ayatollah Ali Khamenei Iran. “Dia target mudah, tapi aman di sana—Kami tidak akan menyerangnya (membunuh!), setidaknya untuk sekarang.”
Kemungkinan AS masuk ke konflik Israel-Iran bisa tingkatkan ketegangan di wilayah itu dan ganggu perdagangan minyak. Harga minyak turun pada Jumat, mungkin karena trader lega Trump tunda konflik dengan Iran selama dua minggu.
“Itu berarti dua minggu ketidakpastian untuk pasar keuangan, tapi investor masih anggap konflik Timur Tengah sebagai masalah lokal, bukan global,” kata Paul Donovan, ekonom utama UBS Global Wealth Management, dalam catatan analisis Jumat.
Sementara itu, Christopher Waller, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve, bilang pada Jumat bahwa bank sentral AS mungkin potong suku bunga pada Juli. “Itu pendapat saya, apakah komite setuju atau tidak,” kata Walker dalam wawancara dengan CNBC.
Pada Rabu, Fed putuskan untuk pertahankan suku bunga untuk keempat kalinya berturut-turut. Sementara itu, Trump terus dorong pemotongan suku bunga sejak ia jadi presiden Januari lalu. “Ketidakpastian tentang ekonomi berkurang tapi masih tinggi,” tulis Fed dalam pernyataan Rabu.
Meski bank sentral cukup optimis tentang ekonomi AS, beberapa analis lebih pesimis.
“Penurunan konstruksi perumahan makin dalam, jadi hambatan untuk aktivitas dan lapangan kerja,” tulis Samuel Tombs dan Oliver Allen, ekonom Pantheon Macroeconomics, dalam catatan riset Jumat.
Memperkenalkan Fortune 500 2025, ranking perusahaan terbesar di Amerika. Lihat daftar tahun ini.