Pasar saham naik drastis tapi langsung balik arah setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin persen ke 4% dari 4.25% pada hari Rabu. Keputusan ini sudah diperkirakan banyak orang selama berminggu-minggu. Gubernur Federal Reserve baru, Stephen I. Miran, menolak keputusan ini karena dia mau potong yang lebih besar, yaitu setengah poin persen. Cuma dia sendiri yang tidak setuju.
Pasar saham, yang tadinya ada di level tertinggi, naik waktu diputuskan potong suku bunga 25 basis poin, tapi turun lagi tak lama kemudian. S&P 500 turun 0.1%, Nasdaq turun 0.33%, sedangkan Dow Jones naik 0.57%. Russell 2000, yang isinya saham-saham kecil, naik 0.26%. Harga emas melonjak ke $3,704 per ons sebelum turun lagi ke $3,665.
Di pasar opsi, ada lonjakan aktivitas ‘put’—yaitu opsi yang kasih kesempatan investor buat jual saham di harga tertentu—yang kemungkinan artinya investor lagi lindungi diri karena takut pasar turun, kata Andrew Hiesinger dari Quant Data. Dia bilang potongan suku bunga ini sudah diperkirakan, tapi investor cari tahu apakah bakal ada dua atau tiga potongan lagi tahun ini dan bagaimana prospek tahun 2026.
“Yang mengejutkan sebenarnya adalah pendapat Fed tentang keadaan ekonomi sekarang,” kata Hiesinger ke Fortune. “Mereka tunjukkan ada kelemahan di masa depan, artinya mereka mungkin akan lakukan lebih banyak potongan suku bunga.”
Ini berita bagus untuk saham teknologi dan pertumbuhan, yang biasanya bikin pasar naik, tambahnya. Tapi, kelemahan dalam ekonomi itu bikin investor khawatir, terutama soal pekerjaan. Bulan lalu, AS cuma tambah 22.000 pekerjaan baru, jauh banget turun dari bulan Juli yang nambah 79.000 pekerjaan. Pengangguran naik ke 4.3%, yang paling tinggi sejak tahun 2021.
Menurut Niladri “Neel” Mukherjee dari TIAA Wealth Management, Fed lebih perhatikan kondisi pasar tenaga kerja yang melemah daripada risiko inflasi karena tarif, jadi mereka potong 25 bps dan perkirakan dua potongan lagi tahun ini.
“Ini adalah potongan untuk kelola risiko, dengan Fed mencoba bergerak ke netral dari kebijakan ketat, karena risiko ke pasar tenaga kerja udah meningkat,” kata Mukherjee.
Ketua Fed Jerome Powell, dalam konferensi persnya, kelihatan kurang khawatir soal kemungkinan harga naik karena melambatnya ekonomi dan pasar tenaga kerja.
“Kebijakan ini bagus untuk obligasi, kurang bagus untuk dolar, dan netral untuk saham dalam jangka pendek,” tambah Mukherjee.
Jake Schurmeier, manajer portfolio di Harbor Capital, bilang kenaikan saham kecil dan pergerakan emas itu masuk akal dengan kerangka kebijakan ini. Dia bilang yang mengejutkan hari Rabu bukan potongannya, tapi ‘dot plot’ Fed yang nunjukkin median tiga potongan, bukan ekspektasi pasar yang cuma 2.5. Pergeseran kecil ke arah yang lebih ‘dovish’ ini nunjukkin perubahan penting dalam pemikiran kebijakan para anggota komite.
Schurmeier bilang penolakan Miran tidak mengejutkan, tapi dia kira akan ada dua penolakan tambahan, yang menurutnya nunjukkin debat soal kebijakan ini marginal dan ketidakpastian di antara pejabat Fed soal kecepatan pelonggaran. Dia bilang Fed menjaga fleksibilitas dalam pandangannya dan data dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) Fed adalah penilaian yang cair, bukan janji yang pasti.
Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara eksklusif yang membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.