Pasar global turun karena dua hal utama: penjualan saham teknologi besar-besaran dan data ekonomi dari Cina yang lemah. Ini menyebabkan hari terburuk untuk Wall Street dalam sebulan.
Pasar AS dapat tekanan baru. Indeks Nasdaq turun sampai 1.8% sebelum sedikit membaik. S&P 500 turun 0.7%, dan Dow Jones turun 1%.
Di London, FTSE 100 anjlok 1.4%, kehilangan sekitar 100 poin. Saham-saham bank penting seperti Barclays dan Lloyds jatuh antara 3% sampai 3.5%. Penurunan ini membuat indeks FTSE 100 berada di level 9.705. Padahal sebelumnya hampir sentuh level 10.000 untuk pertama kalinya. Poundsterling juga melemah terhadap dolar.
Pasar di Eropa seperti Prancis (Cac 40) dan Jerman (Dax) juga buka lebih rendah.
Di Asia, pasar ikut jatuh. Indeks Nikkei Jepang turun 1.8%, Kospi Korea Selatan anjlok 2.6%, dan pasar Australia turun 1.5%. Hal ini terjadi setelah hari yang buruk di Wall Street, dimana saham teknologi seperti Nvidia jatuh karena kekhawatiran nilai perusahaan yang terlalu tinggi.
Nvidia, perusahaan senilai $4.5 triliun, memimpin penurunan sektor teknologi dengan jatuh 3.6%. Ini terjadi setelah SoftBank dari Jepang menjual semua saham Nvidia yang mereka punya. Perusahaan chip lainnya seperti Samsung dan TSMC juga turun.
Pasar global juga khawatir dengan perlambatan ekonomi Cina. Data menunjukkan aktivitas ekonomi melambat lebih dari perkiraan. Investasi aset tetap Cina menyusut 1.7% dalam 10 bulan pertama tahun ini, yang merupakan penurunan terbesar dalam sejarah.
Pasar AS juga gelisah karena dampak dari shutdown pemerintah federal Amerika yang paling lama dalam sejarah. Shutdown ini memaksa pemerintah untuk menunda rilis data penting seperti inflasi dan lapangan kerja. Banyak pejabat juga sekarang lebih hati-hati tentang kemungkinan pemotongan suku bunga AS bulan depan.
Seorang analis berkata, “Minggu ini memang volatile. Ada kelegaan karena shutdown berakhir, tapi juga ada kekhawatiran tentang nilai AI dan apakah Fed akan memotong suku bunga.”
Poundsterling jatuh hampir 0.5% terhadap dolar, ke level $1.31.