Orang Kanada Borong Utang AS Meski Ada Tarif Trump

Orang Kanada mulai menjauhi produk-produk Amerika karena sudah capek dengan ancaman Presiden AS Donald Trump soal tarif dan usulan menjadikan Kanada sebagai “negara bagian ke-51”.

Boikot produk AS seperti whiskey, makanan anjing, sampai mobil Tesla—serta penurunan drastis perjalanan ke AS—tapi investor Kanada tetap beli utang pemerintah AS. Kebijakan tarif Trump yang kacau di April jadi puncak gerakan “Jual Amerika” saat saham, obligasi, dan dolar AS jatuh. Tapi meski pasar obligasi kacau, investor Kanada beli obligasi pemerintah AS senilai $9,2 miliar di April—kenaikan terbesar sejak November 2023.

Tapi total kepemilikan obligasi AS oleh Kanada turun $58 miliar di bulan yang sama, menurut data terbaru dari Departemen Keuangan AS. Ini penurunan terbesar di antara 20 pemegang utang AS terbesar.

Penurunan ini mungkin karena banyak obligasi dijual di April, yang mungkin bikin Trump mundur dari rencana tarifnya. Bunga obligasi jangka panjang tetap tinggi karena Federal Reserve enggan turunkan suku bunga, beda dengan bank sentral lain.

“Ada beda kebijakan antara Fed yang diam dan Bank Kanada yang turunkan suku bunga,” kata Rob Haworth, analis investasi di U.S. Bank.

Bank Kanada sudah turunkan suku bunga 2,25% dalam 9 bulan terakhir. Sementara Fed cuma turunkan 1% tahun lalu dan belum berubah di 2025. Imbasnya, bunga obligasi 10 tahun AS 4,38%, sedangkan Kanada 3,30%.

Bunga tinggi di AS bikin obligasi pemerintahnya menarik buat investor Kanada, kata Haworth, asal mereka bisa atasi risiko pelemahan dolar AS.

Di akhir Januari, Kanada pegang $351 miliar obligasi AS. Naik jadi $426 miliar di Maret, lalu turun ke $368 miliar di April.

Data kepemilikan obligasi sering dipakai untuk ukur permintaan asing, tapi contoh Kanada tunjukkan ini kurang tepat. Investor Kanada beli lebih banyak obligasi di April, meski nilai totalnya turun karena harga pasar.

MEMBACA  Tiga Orang Ditangkap Georgia Gagal Beli 2kg Uranium Ilegal

“Perubahan nilai sering berlawanan dengan pembelian/penjualan, dan bisa pengaruhi total kepemilikan,” tulis ekonom Fed tahun lalu. Jadi perubahan kepemilikan saja bukan ukuran akurat.

Apakah permintaan asing akan berkurang?

Investor asing pegang 30% pasar obligasi AS, menurut ekonom Apollo Torsten Sløk. Perilaku mereka diawasi ketat karena kebijakan perdagangan Trump.

AS bisa pinjam dengan bunga rendah berkat status dolar sebagai mata uang global. Tapi jika investor asing ogah beli obligasi AS, pemerintah mungkin harus naikkan bunga untuk menarik mereka. Ini bisa pengaruhi suku bunga KPR dan pinjaman usaha.

Investor asing pegang $9 triliun obligasi AS di akhir April, turun sedikit dari rekor Maret. Pelemahan dolar tahun ini lebih signifikan dibanding penjualan obligasi, kata Haworth.

“Perubahan alokasi obligasi, yang sering dipakai sebagai investasi atau cadangan bank, terjadi lebih lambat,” tambahnya. “Masih ada tekanan dasar soal bagaimana kebijakan tarif berakhir.”

Data April tunjukkan investor swasta asing lebih banyak jual obligasi AS jangka panjang, sementara lembaga pemerintah seperti bank sentral lebih banyak beli.

Tapi tren ini mungkin berbalik belakangan. Kepemilikan obligasi AS oleh lembaga resmi di Fed New York turun $48 miliar sejak akhir Maret, menunjukan ada “retakan” dalam permintaan.

Tapi sejauh ini, investor asing—bahkan orang Kanada yang marah—belum benar-benar hentikan pembelian utang AS.