Nancy Pelosi, yang sudah lama jadi pemimpin di Amerika, telah membuat keputusan besar. Beliau tidak akan ikut pemilihan lagi untuk jadi anggota DPR Amerika. Ini artinya karirnya yang sangat sukses akan berakhir.
Pelosi adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR dan dianggap sebagai salah satu politisi paling kuat. Dia sudah mewakili kota San Francisco hampir 40 tahun. Dia umumkan keputusannya ini lewat video.
"Untuk para penduduk San Francisco," kata Pelosi, "ingatlah kekuatan kalian. Kita sudah buat sejarah dan kemajuan. Kita harus terus berpartisipasi dalam demokrasi."
Keputusannya ini membuat banyak orang di Washington dan California terkejut, walau sudah ada yang menduga. Banyak pemimpin politik senior lainnya juga mulai mengundurkan diri.
Pelosi yang berusia 85 tahun masih aktif dan berpengaruh. Dia membantu partainya menang dalam pemilu baru-baru ini. Kepergiannya akan memicu persaingan untuk siapa yang akan gantikan posisinya.
Mantan Presiden Barack Obama memuji Pelosi sebagai salah satu Ketua DPR terbaik dalam sejarah.
Meski sering dikritik oleh Partai Republik, Pelosi tidak pernah goyah. Dia selalu membalas kritik dengan bertanya apakah kolega prianya juga dapat pertanyaan yang sama.
Pelosi juga membantu Joe Biden untuk tidak mencalonkan diri lagi di pemilu 2024. Tahun lalu, dia jatuh dan pinggulnya patah saat berkunjung ke Eropa, tapi dia tetap kuat. Suaminya, Paul, juga pernah diserang orang di rumah mereka beberapa tahun yang lalu.
Untuk pemilu 2026, Pelosi mungkin akan ditantang oleh orang baru di California. Meski begitu, dia adalah tokoh yang sangat penting untuk Partai Demokrat dan sudah mengumpulkan dana lebih dari $1 miliar selama karirnya.
Kepemimpinan Pelosi sebagai Ketua DPR
Pencapaian Pelosi bukan cuma karena dia wanita pertama, tapi juga karena kerja kerasnya. Saat memimpin dari tahun 2007 sampai 2011, dia bantu sahkan undang-undang penting seperti Affordable Care Act.
Setelah Partai Republik sempat menang, Pelosi berhasil kembali jadi Ketua DPR tahun 2019. Masa jabatan keduanya ini sangat penting karena dia jadi penyeimbang untuk Presiden Donald Trump.
Trump dimakzulkan dua kali oleh DPR saat Pelosi memimpin. Pelosi juga yang membentuk panitia khusus untuk menyelidiki serangan di Capitol pada 6 Januari, yang dilakukan pendukung Trump.
Setelah Partai Demokrat kalah di pemilu 2022, Pelosi memutuskan untuk tidak jadi pemimpin partai lagi. Dia memilih jalan baru dengan gelar "Emerita", yang kemudian juga dipakai oleh pemimpin lain.