Presiden Bank Sentral St. Louis, Alberto Musalem, kasih tau di hari Jumat bahwa dia mungkin dukung pemotongan suku bunga pada akhir bulan ini.
Tapi dia juga ingatkan, Fed harus hati-hati dan jangan turunin suku bunga terlalu banyak. Soalnya, risiko inflasi masih belum pasti.
Waktu ditanya tentang rencana turunin suku bunga di rapat Fed berikutnya, dia bilang, "Saya bisa dukung rencana untuk turunin suku bunga lagi kalau ada risiko baru buat pasar tenaga kerja. Tapi dengan syarat, inflasi dan ekspektasi inflasi tetap terkendali." Dia ngomong ini di sebuah pertemuan Institut Keuangan Internasional.
Rapat Fed berikutnya akan diadakan pada tanggal 28-29 Oktober. Banyak orang perkirakan Fed akan turunkan suku bunga lagi sebesar seperempat poin, jadi suku bunga acuan akan jadi antara 4% sampai 4,25%.
Fed turunkan suku bunga buat bantu pasar kerja, tapi juga jaga suku bunga agar cukup tinggi untuk tekan inflasi ke level 2%.
Musalem, yang punya hak suka di FOMC tahun ini, bilang masih terlalu cepat untuk putuskan apa yang akan terjadi di akhir tahun. Dia bilang pejabat Fed harus "berjalan dengan hati-hati" karena ruang untuk mempermudah kebijakan itu terbatas.
Dia tekankan bahwa Fed harus waspada sama inflasi yang mungkin tetap tinggi, apakah itu karena tarif, kurangnya tenaga kerja, atau alasan lain.
RISIKO TARIF
Musalem adalah pejabat Fed terakhir yang berbicara sebelum para pembuat kebijakan masuk ke masa tenang mereka sebelum rapat.
Komentar para pejabat akhir-akhir ini menunjukkan kemungkinan besar Fed akan turunkan biaya pinjaman jangka pendek.
Gubernur Fed Christopher Waller juga bilang di pidatonya bahwa dia percaya FOMC harus turunkan suku bunga lagi 25 basis points pada akhir bulan.
Beberapa pejabat Fed lainya lebih hati-hati soal potongan suku bunga karena kekhawatiran bahwa kebijakan tarif perdagangan Presiden Donald Trump bisa naikkan inflasi.
Musalem bilang tarif memang sedang naikkan tekanan harga sekarang dan ini akan berlanjut sebelum akhirnya berkurang. Dia perkirakan efek tarif ini akan berlangsung selama 2 sampai 3 kuartal ke depan, dan baru selesai pada paruh kedua tahun 2026. Setelah itu, inflasi akan kembali menuju 2%.
Musalem juga peringatkan bahwa pasar tenaga kerja mungkin menghadapi lebih banyak tekanan.
Dia lihat semua indikator pasar kerja yang ada dan menyimpulkan bahwa pasar kerja saat ini sudah mendekati full employment. Tapi, karena perubahan dalam hal seperti imigrasi, jumlah lapangan kerja yang perlu diciptakan tiap bulan untuk jaga tingkat pengangguran agar stabil mungkin sudah turun, jadi antara 30.000 sampai 80.000 per bulan.
Dia bilang, laporan payroll bisa saja negatif karena perubahan data, tapi itu belum tentu artinya tingkat pengangguran akan langsung naik banyak.