Momen Aha, ‘Sepuluh Jam Pertama’, dan Kiat Lain dari Para Pemimpin Bisnis untuk Membangun Tenaga Kerja yang Siap AI

Perusahaan-perusahaan saat ini berusaha keras untuk mengintegrasikan alat-alat AI baru. Mereka tidak hanya harus menerapkan teknologinya, tetapi juga membantu karyawan mereka menggunakan alat ini dengan baik.

Cara lama untuk menilai kemampuan karyawan dan proses rekrutmen sedang berubah total, kata para pemimpin bisnis di konferensi Fortune Brainstorm Tech di Utah. Yang menarik, keahlian teknis tidak lagi jadi yang paling penting di jaman AI ini. Malah, bagi banyak perusahaan, keahlian teknis makin tidak diprioritaskan.

“Musim panas ini kami lihat perubahan pertama kali,” kata Hayden Brown, CEO Upwork. Dulu, keahlian teknis selalu jadi jawaban utama ketika ditanya skill paling penting. Sekarang, yang dicari adalah soft skill. Seperti kemampuan memecahkan masalah, penilaian yang baik, kreativitas, dan rasa estetika.

Jim Rowan dari Deloitte bilang, kelancaran menggunakan AI bukanlah tujuan akhir. Yang lebih penting adalah rasa ingin tahu intelektual tentang alat dan teknologi baru. Ini harus dimulai dari tingkat atas perusahaan. “Kami pastikan level eksekutif dan dewan direksi familiar dengan AI. Ini membantu mereka berkomunikasi lebih baik dengan tim,” ujarnya.

Bagi Toni Vanwinkle dari Adobe, penting bagi semua karyawan mengalami “momen aha” dengan AI. Cara terbaik adalah dengan mencobanya langsung minimal “sepuluh jam pertama”. “Coba main-main dengannya. Urus kotak email, buat catatan rapat, atau rancang kampanye pemasaran,” katanya. Dengan bereksperimen sendiri, kamu akan paham potensi teknologinya.

Langkah selanjutnya adalah kolaborasi dan diskusi dengan rekan kerja di departemen yang sama. Semangat bereksperimen dan belajar cepat ini bisa jadi sangat berharga. Anthony Moisant dari Indeed setuju dengan pentingnya eksperimen. “Pilot project yang kami jalankan sebagian besar gagal. Saya tidak malu mengatakannya,” katanya. Tujuannya adalah untuk bergerak lebih cepat.

MEMBACA  Pendiri hedge fund Archegos, Bill Hwang, menjalani persidangan atas dugaan membesarkan nilai saham

Dengan mendorong lebih banyak eksperimen AI yang risikonya kecil, perusahaan bisa dapat wawasan berharga yang bisa cepat digunakan saat dibutuhkan. Kathy Pham dari Workday menekankan bahwa mengukur nilai dan kinerja karyawan dengan alat baru seperti AI mungkin butuh waktu lebih lama. “Kita perlu memahami dengan lebih baik berapa return-nya dan dalam periode waktu seperti apa,” jelasnya.

Fortune Global Forum akan kembali pada 26-27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul dalam acara undangan untuk membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.