Microsoft bilang hari Senin bahwa mereka akan mengirim chip AI paling canggih buatan Nvidia ke Uni Emirat Arab (UEA). Ini adalah bagian dari kesepakatan yang sudah disetujui oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat.
Perusahaan raksasa software dari Redmond, Washington itu bilang, izin yang disetujui bulan September memungkinkan mereka untuk mengirim lebih dari 60.000 chip Nvidia. Chip-chip ini termasuk chip GB300 Grace Blackwell yang paling mutakhir, dan akan dipakai di pusat data di negara Timur Tengah tersebut.
Kesepakatan ini kelihatannya bertentangan dengan pernyataan Presiden Donald Trump. Dalam wawancara dengan “60 Minutes” yang tayang hari Minggu, Trump bilang chip semacam itu tidak akan diekspor keluar dari AS.
Ketika ditanya oleh Norah O’Donnell dari CBS News apakah dia akan mengizinkan Nvidia menjual chip paling canggihnya ke Cina, Trump menjawab tidak.
“Kami akan biarkan mereka berurusan dengan Nvidia, tapi bukan untuk yang paling canggih,” kata Trump. “Yang paling canggih, kami tidak akan berikan ke siapapun kecuali untuk Amerika Serikat.”
Kemampuan UEA untuk mendapatkan chip ini terkait dengan janji mereka untuk menginvestasikan $1,4 triliun dalam proyek energi dan AI di AS. Jumlah ini sangat besar karena GDP tahunan UEA sendiri hanya sekitar $540 miliar.
Duta Besar UEA untuk AS, Yousef Al Otaiba, mengatakan dalam pernyataan awal tahun ini bahwa pengaturan ini “menetapkan ‘Standar Emas’ baru untuk mengamankan model AI, chip, data, dan akses.”
Pengumuman Microsoft hari Senin adalah bagian dari rencana investasi mereka sebesar $15,2 miliar dalam teknologi di UEA. Microsoft bilang UEA adalah salah satu negara dengan penggunaan AI per kapita tertinggi. Microsoft sebelumnya sudah mengumpulkan lebih dari 21.000 chip prosesor grafis (GPU) Nvidia di UEA melalui izin yang disetujui saat Joe Biden masih menjadi presiden.
“Kami menggunakan GPU ini untuk memberikan akses ke model AI canggih dari OpenAI, Anthropic, penyedia sumber terbuka, dan Microsoft sendiri,” kata pernyataan perusahaan tersebut.