Gagasan Pinjaman Rumah 50 Tahun Trump
Ada usulan dari pemerintahan Trump untuk bikin pinjaman rumah (KPR) yang jangka waktunya 50 tahun. Tujuannya biar orang lebih mudah beli rumah. Menurut analisis John Lovallo dari UBS, rencana ini bisa ngurangi bayaran bulanan, tapi total bunga yang harus dibayar bisa jadi dua kali lipat.
Bayaran Bulanan Turun, Tapi Bunga Naik Banyak
Memang banyak hal yang belum jelas, tapi kalkulasi sederhana menunjukkan kita harus pilih: bayaran bulanan yang lebih ringan sekarang, atau utang yang jauh lebih besar nanti. Menurut perhitungan UBS, bayaran bulanan untuk rumah biasa bisa turun sekitar $119. Tapi, total bunga yang harus dibayar bisa dua kali lipat dibanding KPR 30 tahun. Akibatnya, pemilik rumah akan lama banget lunas utangnya dan susah nambah kepemilikan rumahnya.
Masalah Lain: Umur Peminjam
Usul ini punya masalah lain karena jangka waktunya sangat panjang. UBS bilang usia pembeli rumah pertama sekarang rata-rata sudah 40 tahun. Itu artinya, banyak peminjam yang mungkin meninggal sebelum pinjamannya lunas. Seorang ahli, Mike Konczal, bilang biasanya pemerintah tidak mau utang rumah diturunkan ke anak.
Detail Perhitungannya
Analis UBS menghitung dengan contoh rumah seharga $420,000. Dengan uang muka 12%, pinjamannya jadi $369,600. KPR 30 tahun dengan bunga 6,33% bayaran per bulan $2,295. KPR 50 tahun bunganya lebih tinggi, 6,83%, tapi bayaran bulanannya turun ke $2,176. Ini bisa ningkatin daya beli konsumen hampir $23,000.
Tapi, untuk bisa diterapkan, perlu perubahan aturan. Kemungkinan bunga untuk KPR 50 tahun akan tetap lebih tinggi.
Solusi Lain: Investasi ke Perumahan
UBS juga ngulangin temuan mereka dari studi tiga tahun: pasar perumahan sangat tidak efisien. Solusi terbaiknya adalah investasi pemerintah langsung ke infrastruktur perumahan, misalnya dengan memakai panel dinding jadi. Cara ini bisa percepat pembangunan dan kurangi sampah. Tapi, biayanya naik $783 per unit, jadi sektor swasta mungkin tidak mau.
Mungkin Tidak Jadi Dilakukan
Gagasan KPR 50 tahun ini mungkin tidak akan terjadi. Presiden Donald Trump bilang ini "bukan hal besar" dan hanya "mungkin bantu sedikit". Ide ini juga tampaknya tidak disukai oleh banyak pendukungnya.