Menteri Transportasi Sarankan Warga AS yang Kesal: “Mari Kembali ke Era di Mana Kita Tidak Pakai Piyama ke Bandara”

Menteri Perhubungan Sean Duffy minta orang Amerika untuk bantu ciptakan “zaman keemasan perjalanan” dengan jadi lebih baik, sopan, dan pakai baju yang lebih rapi.

Departemennya kasih data soal penumpang yang perilakunya buruk. Misalnya, gangguan di pesawat naik 400% sejak 2019 dan kejadian penumpang nakal jadi dua kali lipat antara 2019 dan 2024.

Masa itu termasuk pandemi, saat maskapai wajibkan masker, bikin banyak penumpang yang pikir COVID itu bohong marah ke kru dan ganggu penerbangan.

Dalam wawancara dengan Fox Business, Duffy bilang masalahnya bukan cuma di pesawat, tapi juga perkelahian di pengambilan bagasi dan argumen dengan petugas. Dia juga bilang, “orang-orang pakai baju seperti mau tidur saat terbang.”

“Jadi kami mau dorong orang-orang, saat kita masuk musim perjalanan yang sibuk. Bantu orang lain, punya suasana hati baik, berpakaian rapi, bawa kembali kesopanan ke perjalanan,” kata Duffy. “Saya rasa pengalaman semua orang akan jadi jauh lebih baik.”

Dia ngerti beberapa penumpang mungkin bawa masalah emosi saat terbang, tapi dia minta semua orang untuk “kesampingkan itu dan jadi partner yang baik.”

Itu bisa termasuk bantu sesama penumpang, seperti bantu orang lain taruh koper di bagasi atas jika mereka kesulitan. Maskapai, staf, dan pekerja bandara juga akan lebih senang, kata Duffy.

“Dan kamu, saat naik pesawat, akan merasa lebih baik karena semua orang memancarkan energi positif yang sama untuk punya pengalaman baik,” jelasnya.

### Reaksi Negatif Online

Di bagian lain wawancara, dia kembali bahas pakaian penumpang, berkata, “Kadang kita harus minta orang, ‘Hei, mungkin kita kembali ke era di mana kita tidak pakai piyama ke bandara.’ Kita mungkin harus berpakaian sedikit lebih rapi.”

MEMBACA  Jim Cramer soal Toast: "Saya Menganjurkan untuk Bersabar"

Saran gaya Duffy tidak diterima baik oleh banyak orang online. Mereka bilang maskapai telah buat pengalaman terbang semakin tidak nyaman dengan menjejalkan lebih banyak penumpang per pesawat, mengurangi ruang kaki, dan mengurangi fasilitas. Itu memaksa mereka cari cara lain untuk nyaman—seperti pakai piyama.

“Kami akan pakai baju bagus lagi kalau kalian tidak menjejalkan kami seperti sarden dan kembali kasih kami makanan, bantal, dan selimut,” kata satu komentator.

Yang lain tunjuk bagian dari pengalaman perjalanan yang juga memberatkan penumpang, dan bilang maskapai dan regulator harus tanggung lebih banyak beban untuk bawa kembali kesopanan daripada penumpang.

“Apakah dia maksud era di mana kursinya nyaman & luas, makanan panas disajikan & pesawat datang & berangkat tepat waktu? Saat penumpang tidak habiskan berjam-jam di terminal karena delay atau khawatir petugas ATC di menara cukup tidur tadi malam?” tanya komentator lain.