Krisis Tempat Kerja Baru di Amerika: Perintah Kembali ke Kantor Picu Eksodus Ibu Bekerja

Lonjatan sejarah dalam tingkat pekerjaan ibu bekerja selama pandemi berbalik drastis di tahun 2025. Data baru menunjukan puluhan ribu perempuan Amerika, khususnya yang punya anak kecil, meninggalkan dunia kerja. Menurut statistik tenaga kerja federal yang dianalisis Washington Post, tingkat partisipasi tenaga kerja perempuan usia 25-44 tahun dengan anak di bawah 5 tahun turun hampir 3% antara Januari dan Juni 2025, mencapai level terendah dalam lebih dari 3 tahun.

Tren tenaga kerja dan kesenjangan gender

Analisis Fortune menggabungkan perubahan ini dengan prioritas perusahaan di Amerika. Temuan kami menunjukkan:

Walaupun kerja fleksibel dan remote sebelumnya memungkinkan perempuan—terutama ibu—tetap bekerja, kebijakan kembali ke kantor membuat banyak keluar, dengan CEO secara terbuka mengakui kehilangan bakat perempuan lebih besar.

Survei menunjukkan perempuan yg kerja dari rumah menerima lebih sedikit masukan dan bimbingan dibanding rekan di kantor, menghambat kemajuan karier.

Ibu yg kerja remote sering menghadapi “hukuman keibuan”—gaji lebih rendah, kenaikan jarang, dan peluang promosi terbatas—sementara yg dipaksa kembali ke kantor sering hanya punya pilihan berhenti.

Perempuan keluar dari dunia kerja

Partisipasi tenaga kerja ibu dengan anak kecil turun dari 69.7% ke 66.9% antara Januari-Juni 2025.

212,000 perempuan usia 20+ telah keluar sejak Januari—sementara 44,000 pria bergabung.

Kebijakan kerja penuh di kantor di perusahaan Fortune 500 naik ke 24% di Q2 2025, dari 13% akhir 2024.

Fleksibilitas hilang, ibu keluar

Perubahan ini terjadi setelah kebijakan kerja remote dan fleksibel ditarik, padahal sebelumnya membantu banyak ibu kembali bekerja. Perusahaan besar dan pemerintah federal sekarang mewajibkan kerja di kantor 5 hari/minggu. Bagi banyak ibu, hilangnya fleksibilitas berarti masalah logistik dan keuangan. Perusahaan seperti J.P. Morgan, AT&T, dan Amazon memperketat kebijakan di 2025, dengan Fortune melaporkan perusahaan Fortune 500 dengan aturan penuh hampir dua kali lipat sejak akhir 2024.

MEMBACA  Saham meme sedang populer, namun pasar secara umum juga sedang mengalami kebangkitan

Majikan melaporkan kesulitan mengganti bakat perempuan yg pergi, produktivitas turun akibatnya.