Lebih banyak keluarga mulai belanja perlengkapan sekolah di awal Juli dibanding 7 tahun terakhir. Tarif dan inflasi disalahkan untuk perubahan perilaku ini. Rata-rata pengeluaran per siswa lebih rendah tahun ini, tapi total keseluruhan diperkirakan naik sedikit.
Membaca dan menulis masih penting, tapi saat tahun ajaran 2025–26 mendekat, orangtua lebih memperhatikan ‘hitung’—yang ketiga.
Dengan tarif yang mengancam dan beberapa (tapi tidak semua) toko memperingatkan harga pasti naik, belanja perlengkapan sekolah mulai sangat awal tahun ini. National Retail Federation mencatat lebih dari duapertiga keluarga mulai beli pensil, pulpen, kertas, dan map di awal Juli.
Sekitar 67% keluarga mulai lebih awal tahun ini, bandingin dengan 55% tahun lalu. Ini angka tertinggi pembeli awal perlengkapan sekolah sejak NRF mulai lacak kategori ini di 2018. Dan semua karena harga.
“Konsern sadar dampak tarif dan inflasi pada barang sekolah, jadi mereka beli lebih awal, ke toko diskon, dan manfaatkan obral musim panas untuk hemat,” kata Katherine Cullen, Wakil Presiden NRF. “Saat pembeli cari diskon terbaik untuk baju, buku, dll, toko fokus pada harga terjangkau dan pengalaman belanja yang mudah.”
Sebagai perbanding, di 2019 cuma 44% ortu mulai cari perlengkapan sekolah sedini ini. Perlu diingat kebanyakan sekolah belum keluarin daftar kebutuhan saat itu.
Keluarga dengan siswa SD-SMA rencananya belanja rata-rata $858,07 untuk baju, sepatu, alat sekolah, dan elektronik tahun ini. Lebih rendah dari $874,68 di 2024.
Tapi total pengeluaran diperkirakan naik, dari $38,8 miliar ke $39,4 miliar karena lebih banyak pembeli. Tapi tidak untuk keluarga berpenghasilan rendah. NRF bilang mereka mengurangi pengeluaran untuk semua kategori karena ketidakpastian ekonomi.
Memperkenalkan Fortune 500 2025, daftar perusahaan terbesar di Amerika. Lihat daftar tahun ini.