Amanda Lacaze, chief executive Lynas Rare Earths, mengatakan bahwa tahun 2024 merupakan tahun ‘transisi’. Perusahaan penambang terbesar bahan bumi langka di luar China ini melaporkan penurunan laba lebih dari 74 persen untuk paruh pertama tahun ini pada hari Senin akibat permintaan dari China yang melemah.
Lynas Rare Earths yang berbasis di Australia melaporkan laba setelah pajak sebesar A$39,5 juta (US$25,9 juta) dalam enam bulan hingga 31 Desember 2023, turun dari A$150,1 juta tahun sebelumnya. Pendapatan mencapai A$234,8 juta, turun dari A$370 juta.
Perusahaan ini mengatakan pertumbuhan “terbatas” pada tahun 2023 ini “terutama disebabkan oleh kondisi ekonomi yang meredup di China”, yang mempengaruhi permintaan untuk produk utamanya yaitu neodimium dan praseodimium, yang digunakan dalam mobil listrik.
Amanda Lacaze, chief executive, mengatakan bahwa tahun 2024 merupakan tahun “transisi” yang “telah membentuk dasar yang sangat baik untuk kesuksesan masa depan kami”.