Kerusakan yang Dihadapi Elon Musk Akibat Perseteruannya dengan Trump Baru Saja Dimulai

Beberapa pengamat politik menggambarkan pertengkaran minggu lalu hanya sebagai keluar nya lagi sekutu Trump yg tidak puas. Tapi kemarahan presiden ke Musk terlihat lebih parah dibanding saat dia marah-marah setelah orang kepercayaannya pergi, seperti Wakil Presiden Mike Pence, Jaksa Agung Jeff Sessions dan Bill Barr, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan Mike Pompeo, atau Menteri Pertahanan James Mattis dan Mark Esper.

Ini bukan sandiwara moral palsu tentang pemimpin bisnis yang dihukum karena keluar jalur. Musk, karena pengaruhnya, beda dari CEO lain yg mendukung atau melawan Trump, seperti dari Papa John’s, Goya Foods, MyPillow, Coca-Cola, Delta, atau Amazon. Ini juga bukan tentang Musk yg berdiri teguh karena utang nasional atau masalah politik lain. Ini cuma pertarungan dua pemimpin egonya tinggi yg berebut kekuasaan.

‘Teman utama’

Kesalahan terbesar Musk adalah tentang perannya—sebagai penasihat Trump, bukan karakter utama yg dia pikir. Sampai sekarang, dia tetap melebih-lebihkan pentingnya dirinya.

Trump, yang memakai model kepemimpinan terpusat—di mana semua kekuasaan ada di tangannya sementara dia pecah-belah bawahannya—selalu benci penasihat yg mencoba mengontrol dia. Trump tak akan mentolerir pemimpin bisnis yg merasa lebih besar dari bosnya.

Musk kira uang dan pengaruhnya melindungi dia dan memberinya hak sebagai “teman utama.” Tapi itu salah, kalau bukan khayalan.

Lihat penasihat sombong yg ancam kekuasaan bos mereka, seperti Grigori Rasputin dari Rusia yg kuasai Tsar Nicholas II; Mark Hanna, yg disebut dalang di balik Presiden William McKinley; dan Kolonel Edward House, penasihat Presiden Woodrow Wilson yg rusak negosiasi Versailles setelah Perang Dunia I. Semua penasihat berani ini akhirnya disingkirkan atau bahkan dibunuh.

MEMBACA  Elon Musk Akui Kesalahan atas Cuitan Trump: 'Itu Terlalu Berlebihan'

Pelajaran dari Rusia

Sejarah Rusia bisa jadi contoh. Lihat bos Yukos Mikhail Khodorkovsky dan pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin setelah mereka berani tantang kekuasaan Vladimir Putin, sosok kuat yg Trump kagumi.

Khodorkovsky pernah kuasai hampir semua minyak dan gas Rusia di awal 2000-an. Dia kritik Putin terbuka, tapi ketika dia bawa perlawanannya ke dalam Rusia—kira Putin butuh dia—dia sadar uangnya tak cukup lindungi dia. Putin nasionalisasi asetnya dan bagi-bagi kekayaannya ke rival bisnisnya.

Prigozhin pikir kelompok militernya terlalu penting bagi Putin karena kemenangan perang dan kekayaan global, jadi dia berani tantang otoritas tangan kanan Putin. Ketika tak berhasil, dia pimpin pemberontakan ke Moskow. Tapi dukungan yg dia harapkan tak datang. Tak lama kemudian, dia tewas saat pesawatnya jatuh—mungkin karena sabotase.

Prigozhin salah satu dari minimal 60 orang Rusia yg mati mencurigakan sejak invasi Putin ke Ukraina 2022. USA Today catat sekitar 40 kasus serupa sebelumnya, dan jumlah sebenarnya mungkin lebih banyak.

Kelemahan Musk

Musk dan pendukungnya, yg percaya diri karena dia orang terkaya dunia, lupa atau pikir pelajaran ini tak berlaku buat dia. Minggu lalu, Musk cuit di X, “Trump masih 3,5 tahun jadi presiden, tapi aku akan ada 40+ tahun.” Dia juga minta Trump di-impeach dan tuduh dia terlibat dengan pedofil Jeffrey Epstein.

Musk lakukan ini meski perusahaannya bergantung pada dukungan pemerintah. Tesla dapat keringanan pajak, SpaceX dapat kontrak, Neuralink dan Boring Company butuh izin. Trump pernah tunda persetujuan merger AT&T-TimeWarner—yg lebih sedikit konflik pribadi dibanding perseteruan dengan Musk—jadi mungkin dia bisa halangi Musk juga. Musk harus ingat pelajaran dari Khodorkovsky dan Prigozhin, meski konteksnya beda.

MEMBACA  Petugas persaingan usaha menaikkan bendera merah pada harga dinamis

Sementara Trump sebut kepentingan Musk di pemerintah hanya untuk keuntungan bisnis, dan Musk tuduh Trump terkait Epstein—dan punya sumber daya untuk lawan Trump—media mungkin investasi lebih baik daripada AI atau cryptocurrency.

Pendapat dalam artikel ini hanya pandangan penulis, tidak selalu mencerminkan pendapat Fortune.

Baca selengkapnya: