Belanja online naik banyak di tahun-tahun ini — dan begitu juga dengan retur. Kemudahan untuk klik “tambah ke keranjang” bikin banyak orang ragu-ragu sama belanja mereka dan mengirim barang kembali.
Tapi siapa yang paling banyak retur? Anehnya, bukan pemburu diskon atau orang yang hemat — tapi justru rumah tangga yang lebih kaya, karena apa yang disebut pakar “belanja spekulatif”.
Bank of America Institute [1] tahun 2025 nemukan bahwa rumah tangga berpendapatan tinggi retur 5,3% dari belanja mereka, dibandingin cuma 3,7% dari rumah tangga berpendapatan rendah. Dan dengan tingkat retur yang naik secara keseluruhan — Optoro laporkan bahwa 46% konsumen sekarang retur barang beberapa kali per bulan — perubahan ini memaksa toko untuk mikir ulang cara mereka mengatur kebijakan refund, pengiriman, dan logistik.
Konsumen kaya lebih mungkin belanja secara spekulatif — beli barang yang mereka tidak yakin dengan rencana untuk retur sebagian atau semuanya. Ini termasuk praktik seperti bracketing, di mana pembeli pesan beberapa ukuran, warna, atau versi produk, dan cuma simpan yang cocok.
“Itu mungkin lebih mudah dilakukan oleh seseorang yang punya pendapatan lebih tinggi,” kata David Tinsley, ekonom senior di Bank of America Institute. Sebaliknya, pembeli berpendapatan rendah kurang suka mengikat uang di pembelian yang mungkin tidak mereka simpan.
Trend ini bukan hal baru — ini cuma versi online dari ruang fitting. Bedanya? Retur di e-commerce punya biaya yang besar. Tidak seperti retur di toko fisik, yang mungkin butuh beberapa menit untuk restok, retur online melibatkan biaya pengiriman, pemrosesan, dan pengepakan ulang.
Tahun 2024 saja, toko-toko di AS perkirakan hampir 17% dari total penjualan akan diretur, dengan biaya yang sangat besar yaitu $890 miliar, menurut National Retail Federation dan Happy Returns [3].
Untuk menutup biaya yang naik ini, banyak togo memperketat kebijakan retur mereka:
Mengenakan biaya retur: Sekitar dua pertiga toko menerapkan biaya untuk setidaknya satu metode retur di tahun 2024.
Memperpendek jendela retur: Yang dulu bisa 180 hari, sekarang bisa cuma dua hari.
Membatasi barang yang bisa diretur: Beberapa kategori — seperti barang diskon atau pakaian renang — sekarang jadi final sale.
Ada juga dorongan lingkungan di belakang pengetatan ini. Pengiriman retur ningkatkan emisi karbon dan sampah kemasan, mendorong beberapa merek untuk lebih suka kredit toko atau tukar barang daripada refund penuh.
Baca selengkapnya: Orang Amerika muda dan kaya tinggalkan saham — inilah aset alternatif yang mereka andalkan sebagai gantinya
Belanja spekulatif bisa terasa seperti cara pintar untuk berbelanja, tapi ada risikonya. Misalnya, jendela retur yang lebih ketat, biaya restok, atau lebih parah — lupa untuk retur sesuatu dan terjebak dengan barang yang tidak diinginkan dan mahal.
Sebagai gantinya, inilah cara lebih pintar untuk belanja online dengan lebih percaya diri dan hindari retur yang tidak perlu:
Sebelum klik “tambah ke keranjang”, periksa ulasan di banyak situs. Cari masukan tentang pas, kualitas, dan masalah umum. Foto dan video dari pembeli asli bisa kasih gambaran lebih akurat tentang yang bisa diharapkan.
Belanja langsung di topo memungkinkan kamu mencoba atau menguji barang sebelum beli. Banyak toko lokal tawarkan retur yang lebih mudah, seringkali gratis karena tidak ada biaya kirim. Bahkan jika akhirnya beli online, lihat barang di toko dulu bisa bantu hindari retur.
Jangan pernah asumsikan retur itu gratis. Tinjau kebijakan untuk biaya, batas waktu, atau pengecualian barang — terutama untuk pakaian atau barang mahal. Dengan aturan retur yang semakin ketat, penting untuk tahu persyaratannya sebelum komit.
Jika kamu pikir mungkin akan retur sesuatu, setel pengingat di ponsel atau kalender. Ini cegah kelewatan batas waktu dan biaya yang tidak diinginkan — terutama untuk barang yang bisa diretur atau masa trial gratis.
Beberapa kartu kredit tawarkan perlindungan retur diperpanjang atau biarkan kamu sanggah tagihan jika barang tidak sampai atau tidak sesuai deskripsi. Pastikan untuk cek syarat kartu untuk tahu apa yang dicover.
Meskipun belanja spekulatif mungkin bisa dikelola untuk rumah tangga dengan pendapatan lebih tinggi, itu tidak selalu pilihan yang paling hemat. Sedikit riset sebelum beli bisa hemat uang, waktu, dan frustasi — dan bantu kamu belanja dengan lebih percaya diri.
Tetap update. Gabung dengan 200.000+ pembaca dan dapatkan yang terbaik dari Moneywise dikirim langsung ke inbox kamu setiap minggu secara gratis. Langganan sekarang.
Di Moneywise, kami anggap tanggung jawab kami untuk menghasilkan konten akurat dan terpercaya yang bisa diandalkan orang untuk informasi keputusan keuangan mereka. Kami andalkan sumber yang diverifikasi seperti data pemerintah, catatan keuangan, dan wawancara pakar serta tonjolkan pelaporan pihak ketiga yang kredibel ketika sesuai.
**Kami berkomitmen pada transparansi dan akuntabilitas, mengoreksi kesalahan secara terbuka dan mematuhi praktik terbaik industri jurnalisme. Untuk detail lebih, lihat etika dan pedoman editorial kami.](https://moneywise.com/editorial-ethics-and-guidelines#).*)
[1]. Bank of America Institute. “Beli Sekarang, Retur Nanti: Toko bayar untuk loyalitas pelanggan”
[2]. Optoro. “Dengan Penipuan & Penyalahgunaan Retur yang Meningkat, dan 69% Pembeli Mengaku Wardrobing, dengan 64% Melakukannya Setidaknya Sekali Sebulan”
[3]. National Retail Federation and Happy Returns. NRF dan Happy Returns 2024 Retur Konsumen dalam Industri Ritel
Artikel ini hanya menyediakan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai saran. Disediakan tanpa jaminan apapun.
Saya sangat tertarik untuk mencoba resep yang kamu bagikan di web! Saya sudah baca dan kelihatannya enak sekali. Saya akan coba membuatnya akhir pekan ini. Apakah ada tips untuk pemula seperti saya? Saya takut kalau saya akan gagal. Nanti saya kasih tau hasilnya ya!