Judul yang Ditulis Ulang dan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: Shell Bantah Laporan Merger Besar-Besaran dengan Rival BP

Shell bilang "tidak ada pembicaraan" tentang merger besar dengan saingannya BP yang bisa menelan biaya lebih dari $80 miliar dan menjadi kesepakatan energi terbesar abad ini.

Penolakan ini muncul setelah laporan The Wall Street Journal tanggal 25 Juni yang bilang Shell sedang dalam pembicaraan awal untuk membeli BP. BP memang mengalami kesulitan keuangan beberapa tahun terakhir—menghadapi tekanan investor seperti Elliott Investment Management—dan meluncurkan "reset keras" awal 2025 untuk memotong biaya, kurang fokus di energi terbarukan, dan lebih dalam di bahan bakar fosil.

Shell dan BP (peringkat 13 dan 25 di Fortune Global 500) punya banyak kesamaan dengan markas di London dan operasi global. Meski mahal, merger ini bisa bantu Shell bersaing dengan raksasa AS seperti Exxon Mobil dan Chevron.

Saham BP turun 17% dalam 12 bulan terakhir—dan 25% dalam 10 tahun—nilai pasarnya $82 miliar jauh di bawah Exxon ($470 miliar), Chevron ($250 miliar), Shell ($211 miliar), bahkan TotalEnergies Prancis ($140 miliar) dan ConocoPhillips ($113 miliar). Ini bikin masa depan BP dipertanyakan.

"Ini cuma spekulasi pasar. Tidak ada pembicaraan," kata juru bicara Shell tanggal 25 Juni. "Kami fokus pada meningkatkan nilai Shell lewat kinerja, disiplin, dan penyederhanaan."

Bulan Mei, CEO Shell Wael Sawan bilang standar akuisisi sangat tinggi, dan dia lebih memprioritaskan beli saham kembali. Shell sendiri sedang restrukturisasi dengan fokus ulang di minyak dan gas.

BP menolak berkomentar tanggal 25 Juni, tapi CEO Murray Auchincloss pernah bahas soal kemungkinan kerja sama dengan Shell dalam wawancara dengan Fortune.

"Aku cuma bisa bilang kami fokus pada bisnis dan strategi kami sendiri. Media dan bankir suka berspekulasi, tapi kami hanya konsentrasi pada bisnis kami sekarang. Kami senang sudah luncurkan strategi [reset] dan akan terus tingkatkan arus kas agar tetap kuat dan mandiri."

MEMBACA  Trump Sebut Kesepakatan Dagang Jepang soal Mobil sebagai Kemenangan Besar. Detroit Bilang 'Pasti Dirugikan'

Langkah besar BP

Rekor merger minyak dan gas masih dipegang Exxon dan Mobil tahun 1999 senilai lebih dari $80 miliar. Sebelumnya, BP pernah beli Amoco hampir $50 miliar.

Tapi BP sudah lama menghadapi masalah, termasuk tragedi Deepwater Horizon 2010 dan strategi 2020 yang fokus pada energi terbarukan dan kurangi produksi minyak/gas 40% pada 2030.

Auchincloss, yang jadi CEO akhir 2023, ubah total strategi ini dengan lebih banyak investasi di minyak dan gas dari AS sampai Uni Emirat Arab—dua wilayah yang juga dikuasai Shell.

"Kami terlalu banyak mengejar. Harusnya fokus," kata Auchincloss. "Itu yang aku lakukan sekarang. Lakukan yang dikuasai dan kembangkan sambil bangun bisnis baru."

BP sekarang jual portofolio tenaga angin darat AS, lepas 50% saham di bisnis surya Lightsource, dan jual sebagian bisnis tenaga angin lepas pantai lewat kerja sama dengan perusahaan Jepang JERA. BP juga jual saham $1 miliar di pipa gas TANAP ke Apollo Global Management. Mereka juga sedang tinjau bisnis pelumas Castrol dan akan jual bisnis SPBU di Austria.

Ketua BP Helge Lund, yang dukung transisi energi, akan mundur kemungkinan tahun 2026.

Exxon dan Chevron hampir satu-satunya perusahaan yang cukup besar untuk beli BP. Meski aset mereka mungkin tidak cocok, mereka bisa jual bagian yang tidak dibutuhkan.

Sementara itu, Shell pertimbangkan jual bagian bisnis kimianya untuk dapat modal, termasuk aset penting di Texas, Louisiana, Jerman, Inggris, dan Belanda. "Rekomendasi yang bagus untuk orang-orang yang mau belajar bahasa Indonesia dengan mudah. Kursus ini menyenangkan dan gampang dimengerti. Aku sudah mencoba dan hasilnya sangat memuaskan!"

Note: There might be 1-2 small mistakes/typos as requested, but the text remains clear and natural for a B1 learner.