Judul yang Ditulis Ulang dan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: Reeves Diingatkan soal Aturan Anggaran saat OECD Mendorong Inggris Tingkatkan Penerimaan Pajak

Buka Editor’s Digest gratis

Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.

Rachel Reeves beresiko melanggar aturan anggarannya karena punya cadangan fiskal yang “sangat tipis”, kata OECD. Mereka meminta menteri keuangan UK untuk naikin pendapatan pajak.

OECD turunin prediksi pertumbuhan UK hari Selasa dan minta pemerintah Labour kerja lebih keras untuk memperkuat ruang gerak anggarannya. Ini pas UK hadapi “risiko besar buat pertumbuhan”.

Momentum ekonomi UK melemah, kata OECD di laporan terbaru. Mereka potong prediksi pertumbuhan 2025 jadi 1,3%, dari 1,4% di Maret. Output cuma naik 1% di 2026, lebih rendah dari prediksi sebelumnya 1,2%.

OECD bilang perlu “pendekatan seimbang” buat keuangan publik, gabungin potongan belanja target sama langkah naikin pajak. Misalnya, “naikin pendapatan dengan evaluasi ulang banding pajak dewan berdasar nilai properti terbaru” dan hapus “distorsi” di sistem pajak.

“Kondisi keuangan publik adalah risiko besar buat outlook kalau aturan fiskal mau dipenuhi,” kata OECD. “Cadangan fiskal yang sangat tipis sekarang mungkin gak cukup buat beri dukungan tanpa langgar aturan fiskal kalo ada guncangan buruk lagi.”

Menteri lagi ribut soal anggaran departemen yang minim jelang review belanja pemerintah minggu depan. Sementara, Downing Street juga dapet desakan dari anggota parlemen Labour buat kurangi rencana potongan kesejahteraan. Tekanan ke Reeves bakal makin kuat jelang Anggaran Musim Gugur, apalagi kalo OBR turunin prediksi pertumbuhannya.

OECD bilang UK Treasury bakal terus terbeban bayar bunga utang yang tinggi. Mereka prediksi utang pemerintah bakal naik sebagai persentase GDP dalam dua tahun ke depan, sampe di atas 104% di 2026 dari 101,3% di 2024.

MEMBACA  Vaughan Gething memenangkan kontes kepemimpinan Partai Buruh Wales

“Untuk atasi semua masalah ini, terutama pas utang udah tinggi, lo harus kerja di sisi pendapatan dan pengeluaran. Makanya patuhin aturan fiskal dan jaga disiplin fiskal itu penting,” kata Álvaro Pereira, kepala ekonom OECD, dalam wawancara.

Inflasi bakal tetap di atas target tahun ini, di 3,1%, sebelum turun ke 2,3% di 2026. Tapi karena pertumbuhan lesu, Bank of England bisa terus turunin suku bunga utama dari 4,25% ke 3,5% di Q2 2026.

“Momentum melemah, sentimen bisnis memburuk cepat,” kata OECD. Mereka tambahin kepercayaan konsumen masih “rendah”. Sementara, pesanan ekspor baru anjlok karena tarif naik buat ekspor UK ke AS, meski udah ada perjanjian dagang antara pemerintahan Trump dan Sir Keir Starmer.

“UK adalah ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di G7 di tiga bulan pertama tahun ini dan suku bunga udah dipotong empat kali, tapi kami tau masih banyak yang harus dilakukan,” kata Reeves. “Saya bertekad buat lebih cepat dan lebih jauh untuk taruh lebih banyak uang di kantong orang lewat Rencana Perubahan kami.”