Setelah Duolingo dapat kritik karena memo “AI-first” di LinkedIn April lalu—yang buat orang khawatir soal pemutusan kerja besar-besaran—CEO Duolingo, Luis von Ahn, klarifikasi. Sekarang, dia tegaskan tidak mau “memecat manusia.”
“Ini salah saya. Saya kurang jelasin konteksnya,” kata von Ahn ke New York Times saat ditanya soal memo itu. “Kami ga pernah pecat karyawan tetap. Kami juga ga rencana lakukan itu.”
Tiga bulan lalu, platform belajar bahasa dengan lebih dari 100 juta pengguna ini tekankan pentingnya “bergerak cepat,” punya rencana besar jadi perusahaan “AI-first.”
Strateginya termasuk kurangi kontraktor untuk “kerjaan yang AI bisa handle,” dan tambah karyawan hanya jika “tim tidak bisa otomatisasi lebih banyak.” Von Ahn bilang memo itu tidak buat karyawan Duolingo khawatir, tapi orang luar langsung ribut di internet.
CEO itu tambahin kalo perubahan ini biasa: “Dari dulu, kami pake kontraktor buat tugas sementara, jumlahnya naik turun tergantung kebutuhan.”
Von Ahn bilang kerjaan mungkin berubah dalam 5 tahun karena AI—tapi bukan berarti bakal ada pemecatan di Duolingo.
“Yang mungkin terjadi adalah satu orang bisa ngerjain lebih banyak, bukan jumlah orang dikurangin,” ujarnya.
Duolingo bahkan mulai dorong staf pake AI setiap Jumat—kegiatan disebut “F-r-A-I-days.” Di waktu itu, tim Duolingo boleh “eksperimen cara pake AI lebih efisien,” kata von Ahn.
AI gantikan peran di tempat kerja
Duolingo bukan satu-satunya perusahaan yang kurangin kontraktor saat AI ambil alih kerja rutin. Pertengahan Juli, ScaleAI pecat sekitar 500 kontraktor—lebih dari dua kali lipat karyawan tetap yang dipecat.
Menurut laporan MIT soal AI di Bisnis 2025, AI terutama gantikan peran luar negeri, bukan pekerjaan tetap di dalam negeri. Otomatisasi outsourcing bisa hasilkan ROI $2 juta sampai $10 juta.
Sekitar 3% pekerjaan bisa diganti AI saat ini, tapi MIT bilang ke Axios angka itu bisa naik sampe sepertiga dari semua pekerjaan dalam jangka panjang.
Meski Duolingo tegaskan tidak akan pecat karyawan tetap, tidak semua perusahaan tech lakukan hal sama. IgniteTech pecat 80% staf karena tidak cepat beradaptasi dengan AI—dan CEO-nya bilang akan lakukan lagi sekarang.
“Awal 2023, kami sadar,” kata CEO IgniteTech Eric Vaughan ke Fortune, “Saya percaya semua perusahaan tech hadapi titik kritis terkait AI. Sekarang, saya yakin semua perusahaan—benar-benar semua—hadapi ancaman eksistensial karena perubahan ini.”
Perkenalkan Fortune Global 500 2025, ranking perusahaan terbesar di dunia. Lihat list tahun ini.