Judul: Starmer Menolak Bertemu Pemimpin Bangladesh yang Melacak Miliaran Hilang

Buka Editor’s Digest Gratis

Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.

Sir Keir Starmer menolak permintaan bertemu pemimpin Bangladesh selama kunjungan ke London. Kunjungan ini bertujuan untuk dukungan dalam upaya mengembalikan miliaran dolar yang dikorupsi oleh rezim Sheikh Hasina yang sudah digulingkan.

Pemimpin sementara Muhammad Yunus mengatakan ke Financial Times bahwa Inggris harus merasa "wajib moral" untuk bantu pemerintah baru Bangladesh lacak dana "dicuri" oleh rezim sebelumnya, banyak di antaranya diduga ada di Inggris.

Tapi, Yunus bilang Starmer belum setuju bertemu dengannya.
"Saya tidak ngobrol langsung sama dia," kata Yunus, meski dia yakin Starmer akan dukung upaya Bangladesh.

"Ini uang hasil curian," ujarnya soal dana yang diselewengkan.

Pejabat pemerintah Inggris konfirmasi tidak ada rencana Starmer bertemu Yunus sekarang, dan enggan berkomentar lebih lanjut.

Yunus bilang pemerintah Inggris sudah bantu cari uang itu, tapi Inggris harus merasa "wajib hukum dan moral" untuk bantu Bangladesh. Tujuan kunjungannya adalah dapat dukungan "lebih antusias" dari Inggris.

Yunus, ekonom peraih Nobel, mengepalai pemerintahan sementara sejak gerakan protes mahasiswa menggulingkan Sheikh Hasina Agustus lalu.

Penyelidikan Bangladesh soal keuangan Sheikh Hasina dan partainya, Awami League, kadang berisiko merugikan Partai Buruh Inggris pimpinan Starmer.

Januari lalu, Tulip Siddiq, mantan menteri anti-korupsi sekutu dekat Starmer, mengundurkan diri setelah terlibat tuduhan korupsi. Tuduhan ini terkait dukungan materi, termasuk properti, dari orang-orang terkait Awami League.

Sheikh Hasina adalah bibi Siddiq. Siddiq menyangkal kesalahan tapi tetap mengundurkan diri.

Siddiq, yang masih jadi anggota parlemen, minta bertemu Yunus lewat surat minggu ini. Dia bilang ingin klarifikasi "salah paham" yang dibuat Komisi Anti-Korupsi Bangladesh.

MEMBACA  Apa yang Diinginkan Setiap Pihak dari Pembicaraan Ukraina di Gedung Putih

Yunus menolak bertemu Siddiq.
"Ini masalah hukum… proses hukum," katanya soal penyelidikan kasus Siddiq. "Bukan urusan pribadi saya."

Yunus bilang selama 16 tahun pemerintahan Sheikh Hasina, dia gunakan kekuasaan untuk "ambil uang" bagi keluarga dan kroni.

"Proses pencurian besar," ujarnya.

Pihak Bangladesh perkirakan sekitar $234 miliar dikorupsi saat Sheikh Hasina berkuasa, dan Inggris jadi tujuan utama uang "curian" itu.

Yunus sebut Kanada, Singapura, Karibia, dan Timur Tengah juga jadi tujuan aset yang diduga diselewengkan.

Dia bilang kunjungan ke Inggris baru "awal saja" dan rencananya akan ada kunjungan lagi. Pemerintahannya ingin dapat dukungan dari "semua pihak" di Inggris, termasuk bisnis, bank, polisi, dan badan intelijen.

"Kami butuh dukungan rakyat Inggris," katanya.

Timnya masih berharap bisa bertemu perdana menteri.

Bulan lalu, National Crime Agency Inggris bekukan dua properti di London milik anak sekutu Sheikh Hasina.