Judul: Bessent Sarankan Ketua Fed Baru Harus Mampu Mengevaluasi Organisasi, Lapor Nikkei

Oleh Leika Kihara

TOKYO (Reuters) – Menteri Keuangan AS Scott Bessent bilang ketua baru Federal Reserve harus orang yang “bisa menilai seluruh organisasi” karena misi Fed sudah termasuk banyak hal di luar kebijakan moneter dan ini bisa bikin kemandiriannya dalam bahaya, lapor koran Nikkei Jepang.

“Orang ini harus punya kepercayaan pasar, bisa analisis data ekonomi yang rumit,” kata Bessent ke Nikkei saat ditanya soal kualitas yang harus dimiliki ketua Fed baru.

“Dan juga harus orang yang berpikir maju, bukan cuma lihat data masa lalu,” tambahnya dalam wawancara yang dilakukan di Washington tanggal 7 Agustus dan terbit hari Senin.

Sumber bilang ke Reuters bahwa Bessent sedang cari pengganti ketua Fed Jerome Powell, dengan daftar kandidat termasuk konsultan ekonomi lama dan mantan presiden Fed regional.

Soal permintaan Presiden Donald Trump agar Fed turunkan suku bunga, Bessent bilang meski Trump kasih pendapat, “pada akhirnya, Fed itu independen.”

Tentang nilai tukar, Bessent bilang definisi pemerintahannya soal dolar kuat bukan tentang harga di layar, tapi harga relatif terhadap mata uang lain, kata Nikkei.

“Kebijakan dolar kuat adalah punya kebijakan yang buat dolar AS tetap jadi mata uang cadangan. Kalau kebijakan ekonomi kita bagus, dolar akan kuat sendiri,” ujarnya.

Bessent menangani diskusi AS-Jepang soal nilai tukar dengan rekannya Katsunobu Kato. Dalam pertemuan mereka di sela pertemuan G7 Mei lalu, mereka sepakat nilai tukar dolar-yen saat itu mencerminkan fundamental.

Dalam laporan nilai tukar ke Kongres Juni lalu, Kemenkeu AS bilang Bank of Japan (BOJ) harus terus kencangkan kebijakan moneter untuk bantu “normalisasi kelemahan yen.”

“Selama BOJ fokus pada fundamental ekonomi, inflasi, dan pertumbuhan, nilai tukar akan urus sendiri,” kata Bessent.

MEMBACA  Program Pasar Malam di Alun-Alun Kota Bogor Menyulut Berbagai Permasalahan Baru

“Jadi, gubernur (Kazuo) Ueda dan dewan BOJ menarget hasil inflasi, bukan hasil nilai tukar,” katanya.

BOJ tahun lalu hentikan stimulus besar selama 10 tahun dan naikkan suku bunga jangka pendek jadi 0,5% di Januari karena Jepang hampir capai target inflasi 2% secara berkelanjutan.