Selamat datang di Eye on AI. Saya Sharon Goldman, reporter AI, untuk buletin hari Kamis! Di edisi ini…
Minggu ini, aku dapet lihat sneak peek mode belajar baru ChatGPT saat demo pers OpenAI lewat Zoom, sebelum rilis resminya hari Selasa.
Dengan mengaktifkan tombol "Study and Learn" di chat "Ask Anything", ChatGPT berubah dari asisten tanya-jawab biasa jadi tutor pribadi. Daripada kasih jawaban langsung, dia pakai metode tanya Socrates, petunjuk, dan bimbingan bertahap untuk dorong belajar aktif. Kasih tau mau belajar apa, dia bakal ukur kemampuanmu bahkan ingat progres kamu di obrolan lain.
Pas lihat demonya, mataku melebar dan napasku cepat. Mode belajar ini mungkin ditujukan buat mahasiswa—dikembangkan dengan masukan dari guru, ilmuwan, dan ahli pendidikan. Tapi walau udah lama lulus sekolah, aku langsung tau pengen pake fitur ini. Aku mau pake buat belajar aljabar SMA!
Kegagalan matematikaku membentuk hidupku
Aku dulu sangat gagal di aljabar—dan pengaruhnya besar banget buat hidupku. Aku merasa malu karena susah paham matematika, meski udah pake tutor. Ini beda banget sama pelajaran seperti bahasa Inggris atau IPS yang mudah buatku. Rasanya gada yang ngerti sebenarnya aku penasaran sama matematika. Banyak pertanyaan yang gak pernah terjawab: Apa sih aljabar? Kenapa kita belajar itu? Kenapa diajarin sebelum geometri dan trigonometri? Apa gunanya aturan x dan y?
Ironis ya, sekarang aku nulis tentang AI dan sering wawancara peneliti PhD matematika yang santai bahas aljabar linear. Tapi aku selalu pengen ulang pelajaran matematika SMA.
Memang ada kekhawatiran soal dampak AI ke belajar siswa—dari curang, ketergantungan, privasi, sampai bias. Laporan baru dari Rest of World temukan bahwa siswa di pedesaan Kolombia yang pake AI malah gagal ujian.
Tapi buat aku, mode belajar ChatGPT udah jadi sesuatu yang personal: kesempatan buat menebus kegagalan dulu.
Belajar dengan ritmeku sendiri
Aku mulai dari dasar, dan respon ChatGPT segar banget:
"Anggap ini hari pertama belajar Aljabar 1—tapi lebih baik. Kali ini, kamu bisa nanya kapan aja, dan kita belajar sesuai kecepatanmu."
Aku setuju dan nanya: Apa itu aljabar?
"Aljabar adalah bagian matematika di mana kita gak cuma kerja dengan angka, tapi juga hubungan antar angka.
Contohnya:
Gak cuma tanya ‘Berapa 3 × 5?’
Tapi tanya ‘Angka x berapa yang bikin persamaan ini benar?’
Ini kayak matematika misteri—ada yang disembunyiin, dan tugas kita adalah mencarinya."
"Matematika misteri"—wah, aku suka banget! Setelah jelasin ide besar aljabar (dari persamaan sampe grafik), ChatGPT kasih pilihan:
- A) Mau nanya tentang ini?
- B) Pilih jenis soal buat mulai?
- C) Lanjut pelan-pelan dari sini?
Pilih aja!Aku milih selesaikan persamaan. ChatGPT langsung masuk:
🔍 Tujuan menyelesaikan persamaan
"Persamaan itu kayak timbangan—apa yang kamu lakukan di satu sisi, harus sama di sisi lain.
Ini persamaan pertamamu:
3x + 4 = 19
👉 Menurutmu, apa langkah pertama buat cari x?
(Tebak aja—kita cari bareng.)"Janji pembelajaran personal dengan AI
Aku tersenyum. Ternyata gak pernah telat buat cari x—bahkan buat jurnalis yang selalu bilang dirinya jago kata-kata tapi payah angka. Aku habiskan beberapa jam belajar persamaan satu langkah, dua langkah, sampe yang pake kurung. Aku banyak nanya dan sesekali bilang "Wah!" atau "Baru tau!"
Seperti semua AI, pasti ada risiko: ketergantungan berlebihan dan kurangnya pemikiran kritis. Tapi aku setuju sama pendapat kolegaku Jeremy Kahn di bukunya Mastering AI, yang bilang AI bisa jadi tutor personal yang kuat.
Mungkin OpenAI gak nyangka bakal dipake buat orang kayak aku. Tapi siapa tau—nanti aku belajar kalkulus juga!
Sekian berita AI hari ini.
Sharon Goldman
[email protected]
@sharongoldmanBERITA AI
- Microsoft ikut Kode Praktik AI Uni Eropa, tapi Meta menolak. Microsoft umumkan Kamis ini bahwa mereka ikut Kode Praktik AI Uni Eropa—salah satu perusahaan besar pertama yang lakukan ini.
- OpenAI buka Stargate Norway, pusat data AI pertama di Eropa. Proyek ini bagian dari inisiatif OpenAI untuk negara, dengan rencana skala hingga 100.000 GPU NVIDIA di tahun 2026.
- Peneliti AI sekarang kayak bintang NBA. The New York Times laporkan bahwa perusahaan kayak Meta dan OpenAI tawarkan gaji fantastis buat peneliti muda, bahkan sampe pakai agent kayak atlet.
ANGKA AI
52%
Persentase developer yang belum pakai AI agents, menurut survei Stack Overflow. Sebagian besar (38%) bahkan gak berencana mengadopsinya.(Typos: "dengan" jadi "dengan", "gada" jadi "gak ada")