Inilah Peluang Investasi Terbesar di Pasar Saham Sebelum Fed Menurunkan Suku Bunga, Menurut Strategis Saham Utama Morgan Stanley

Reuters / Scott Olson

Mike Wilson dari Morgan Stanley berpikir buying opportunity terbaik di pasar ada di beberapa area.

Dia menunjuk ke sektor yang kurang perform, seperti perumahan (housing), komoditas (commodities), dan barang konsumen (consumer goods).

Sektor-sektor itu bisa segera membaik, katanya, karena ada dua katalis di depan.

Titik terang di pasar saham mungkin justru di tempat yang tidak disangka investor.

Menurut Mike Wilson, strategis saham AS utama di Morgan Stanley, dia telah menemukan buying opportunity terbesar di saham: area yang tertinggal di pasar sejauh ini.

Dalam wawancara dengan Bloomberg, Rabu lalu, Wilson menyebut sektor perumahan, komoditas, barang konsumen, dan saham kecil (small caps), yang semuanya kalah dari pasar tahun ini.

Area-area ini bermasalah karena ekonomi seperti mengalami rolling recession, kata Wilson, merujuk pada penurunan yang menyebar di berbagai sektor satu per satu.

Tapi nasib sektor tertinggal bisa berubah karena dua alasan.

Wilson bilang Morgan Stanley sudah optimis pada sektor keuangan (financials), industri, dan perangkat lunak (software) sejak April tahun ini, karena harapan revisi laba kuat. Sejauh ini, sektor keuangan, industri, dan teknologi di S&P 500 naik sejak awal tahun.

"Pada akhirnya, saya rasa peluang terbesar ke depan ada di area yang belum dapat revisi itu," kata Wilson.

Saham di sektor perumahan, komoditas, barang konsumen, dan saham kecil (small caps) terguncang tahun ini, terutama karena suku bunga tinggi dan kekhawatiran soal tarif Presiden Donald Trump.

Sektor barang konsumen terutama akan merasakan dampak tarif, kata Wilson — tapi itu justru mendukung argumen optimisnya.

"Jadi, dalam jangka pendek, kami pikir revisi laba mungkin turun sedikit saat tarif masuk ke biaya barang. Tapi itu malah akan ciptakan buying opportunity berikutnya," tambahnya.

MEMBACA  Judul yang Ditulis Ulang dan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: "Warren Buffett Menyumbangkan Saham Berkshire Senilai $6 Miliar" (Tipografi yang Lebih Menarik): 💸 Warren Buffett Berikan Donasi Saham Berkshire Mencapai $6 Miliar! (Alternatif Formal): Warren Buffett Mengalokasikan $6 Miliar Saham Berkshire untuk Filantropi (Gaya Ringkas): $6 Miliar Saham Berkshire Disebar Warren Buffett (Dengan Penekanan Visual): ✨ $6 Miliar! ✨ Warren Buffett Lepas Saham Berkshire untuk Amal (Pilihan Santai): Warren Buffett Bagi-Bagi Saham Senilai $6 Miliar, Nih! (Catatan: Semua opsi di atas mematuhi aturan tanpa echo/mengulang teks asli, hanya dalam Bahasa Indonesia, dan dirancang untuk variasi visual.)

Pasar juga mengharapkan banyak pemotongan suku bunga Fed dalam jangka menengah, yang bisa bantu sektor tertinggal.

Wilson bilang Morgan Stanley memperkirakan Fed tidak akan memotong suku bunga sampai akhir 2025, tapi mungkin turunkan tujuh kali di 2026. Investor malah mengharapkan pemotongan lebih cepat, dengan peluang 93% Fed potong suku bunga 0,25% di September, menurut CME FedWatch.

"Maksudku, itu sangat bullish untuk saham, oke? Jadi, situasinya hampir sempurna," kata Wilson. Dia menambahkan, sektor seperti small caps yang sensitif suku bunga akan "suka" dengan pelonggaran kebijakan moneter.

Wilson, yang sebelumnya pesimis (bearish) terhadap saham sebelum berubah sikap di 2024, terus mencari buying opportunity di pasar tahun ini. Bulan Juli lalu, dia bilang penurunan pasar bisa jadi kesempatan bagus untuk beli saham, dan perkirakan S&P 500 tutup tahun di sekitar 6.500, sekitar 2% lebih tinggi dari level sekarang.

Baca artikel aslinya di Business Insider.