Harga Emas Naik Akibat Tarif Goyang Pasar dan Fed Tetap Bertahan

Selamat Jumat, para trader! Selamat datang di ringkasan pasar mingguan kita, di mana kita akan melihat kembali lima hari perdagangan terakhir dengan fokus pada berita pasar, data ekonomi, dan kepala berita yang paling berdampak pada harga emas dan aset terkait lainnya—dan mungkin akan terus berpengaruh di masa depan.

Ini yang perlu kalian tau:

Harga emas sempat bergejolak tapi akhirnya naik di akhir minggu, ditutup di atas $3355/ons.
Pergerakan pasar kebanyakan dipengaruhi oleh retorika perang dagang dan tindakan tarif, bukan data konkret.
Meskipun ada menit FOMC yang hawkish, harga emas tetap stabil dan terus naik.
Tarif tembaga baru meningkatkan volatilitas logam industri, yang mendukung daya tarik emas sebagai safe-haven.

Grafik lima hari emas terlihat seperti pola gigi gergaji yang dalam sampai ada garis tajam naik di akhir. Tapi ini menyesatkan, karena kisaran harganya sebagian besar minggu ini hanya $20-30/ons. Bagi trader berpengalaman yang ingin input lebih jelas untuk memproyeksikan harga, ini mungkin mengkhawatirkan. Minggu pertama Juli ini sepertinya membuat emas bergerak berdasarkan "vibes" saja.

Ini sebagian karena jadwal data minggu ini sangat ringan. Bahkan, "data" terdengar lebih nyata daripada yang sebenarnya terjadi. Satu-satunya input makroekonomi besar yang kita dapat adalah menit rapat FOMC bulan lalu. Momentum perdagangan emas, Dolar AS, dan aset besar lainnya lebih dipicu oleh retorika seputar Tarif Trump dan risiko perang dagang yang masih ada.

Dolar menguat di awal minggu karena trader bersiap untuk Rabu, yang awalnya dikira sebagai hari di mana tarif "Freedom Day" mulai berlaku. Ini menekan harga emas sampai $3300/ons di perdagangan Minggu malam, tapi kemudian ada pembeli yang mendukung. Ketika Senin AS dimulai dengan tanda bahwa pemerintah Trump mungkin mundur dari ancamannya, emas naik lagi ke $3330/ons ke atas.

MEMBACA  Kehilangan Pekerjaan dan Jarang Berkendara? Mengapa Mengurangi Asuransi Mobil Bukan Keputusan yang Bijak

Tapi pola ini terulang—dimulai dengan ancaman baru yang tidak stabil soal pembatasan perdagangan—dan lagi-lagi rally Dolar membuat harga emas turun. Kali ini, harga emas sempat menyentuh level di bawah support ($3290) sebelum naik lagi.

Sebenarnya, kita bisa mengira harga emas akan melemah setelah menit FOMC, yang menunjukkan bank sentral AS tidak terburu-buru menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Ini bertentangan dengan komentar beberapa pejabat Fed yang sepertinya ingin mengambil hati Gedung Putih.

Kita mencari sinyal kuat bahwa lingkungan suku bunga rendah—yang seharusnya menguntungkan investasi emas—justru akan menekan logam kuning ini. Tapi nyatanya, harga emas tidak hanya stabil, tapi malah terus naik sejak menit FOMC dirilis.

Perdagangan Kamis dan Jumat membuat emas naik selama tiga sesi berturut-turut, dan ditutup di atas $3355/ons. Ini dipicu oleh pengumuman tarif baru AS yang jauh lebih banyak dibandingkan pengumuman (atau bahkan saran) kesepakatan dengan mitra dagang.

Kenaikan emas dan volatilitasnya juga terkait dengan keputusan Gedung Putih memberlakukan tarif 50% pada tembaga. Tembaga dan emas tidak langsung terkait, tapi perubahan pasar tembaga sering memengaruhi logam industri lain—perak—yang bisa mendorong atau menarik harga emas dengan kuat.

Minggu depan, kita akan lebih dekat dengan dunia nyata, setidaknya dalam hal data makro, dengan laporan inflasi konsumen di Selasa dan penjualan eceran di Kamis. Masih harus dilihat apakah data keras bisa mengambil alih suasana pasar dari ketidakpastian yang tidak berwujud.

Sementara itu, trader, semoga kalian bisa nikmati akhir pekan dengan aman. Sampai jumpa minggu depan untuk ringkasan pasar lagi!