Perusahaan farmasi Eli Lilly mengumumkan investasi besar sebesar $5 miliar untuk membangun pabrik di Virginia, Amerika Serikat. Investasi ini dilakukan untuk menambah kapasitas produksi mereka di dalam negeri, terutama karena ada kemungkinan tarif impor obat-obatan akan naik.
Pabrik baru ini diperkirakan akan menciptakan 650 lapangan kerja dengan gaji tinggi dan 1.800 pekerjaan konstruksi. Pabrik ini akan memproduksi bahan baku obat untuk terapi kanker, penyakit autoimun, dan pengobatan canggih lainnya.
Awalnya, Eli Lilly hanya berencana membangun pabrik senilai $2.1 miliar yang menciptakan 468 pekerjaan. Jadi, investasi ini jauh lebih besar dari rencana semula.
CEO Lilly, David Ricks, mengatakan investasi ini menunjukkan komitmen mereka untuk inovasi dan manufaktur di AS. Tujuannya adalah menciptakan pekerjaan yang bagus, memperkuat masyarakat, dan meningkatkan kesehatan warga Amerika. Dengan memperluas kapasitas produksi dalam negeri, mereka ingin membuat rantai pasokan yang aman dan kuat untuk pasien.
Gubernur Virginia, Glenn Youngkin, sangat menyambut baik investasi ini. Dia bilang Lilly adalah salah satu inovator terhebat di dunia dan berterima kasih atas komitmen mereka untuk Virginia. Dia percaya investasi ini akan memperkuat ekonomi AS, mengamankan rantai pasokan farmasi, dan membuat Virginia memimpin dalam inovasi masa depan.
Banyak perusahaan farmasi lain juga mulai meningkatkan investasi di fasilitas manufaktur di AS. Hal ini terjadi karena Presiden Donald Trump mendorong industri untuk memproduksi lebih banyak obat di dalam negeri dan tidak mengimpor. Trump bahkan mengancam akan memberlakukan tarif impor untuk produk farmasi, yang bisa sampai 250%, agar produksi lokal meningkat.
Eli Lilly sendiri tahun ini berencana membangun empat pabrik baru di AS dengan total investasi minimal $27 miliar. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi tarif impor obat yang mungkin diterapkan.