Eksklusif: Mantan Menteri Perdagangan Trump Sebut Gedung Putih yang Terlalu Percaya Diri Bisa Menjauhkan Sekutu Dagang Seperti Uni Eropa

Mantan Menteri Perdagangan Trump, Wilbur Ross, memperingatkan bahwa meskipun AS telah mencapai kemajuan penting dalam negosiasi perdagangan, terlalu percaya diri bisa membuat negosiator AS menekan terlalu keras untuk konsesi yang tidak bisa diberikan pemerintah asing. Dia khususnya khawatir taktik "sombong" dengan partner kompleks seperti Uni Eropa bisa menghambat kesepakatan—sesuatu yang Jamie Dimon peringatkan bisa memperkuat rival AS.

Sebagai ekonomi terbesar dunia, AS bisa cukup yakin dengan kekuatan negosiasinya. Tapi, pemerintahan Trump tidak boleh berlebihan karena bisa membuat sekutu beralih ke rival, menurut ahli seperti Wilbur Ross dan Jamie Dimon.

CEO JPMorgan Chase Dimon sudah memberi peringatan sejak agenda tarif Trump diumumkan. Dalam surat tahunannya, dia tulis bahwa "America-first" boleh saja asal tidak berujung jadi "America sendirian".

Ross, mantan menteri Trump, khawatir kepercayaan diri berlebihan—mungkin karena kesepakatan cepat dengan Inggris dan China—bisa jadi kelemahan pemerintahan.

Meski begitu, Ross anggap Trump dan timnya menangani negosiasi dengan baik. Tapi dia takut pemerintah jadi terlalu "sombong".

"Kemajuan yang sudah dicapai menunjukkan kekuatan AS," katanya ke Fortune. "Tapi jika terlalu percaya diri, mereka bisa meminta terlalu banyak sampai negara lain tidak bisa menuruti. Itu kekhawatiran terbesar saya."

Selain kesepakatan dengan Inggris dan China, ada sinyal positif dari negosiasi dengan India dan Jepang.

"Dari 70+ negara, hanya 4-5 yang benar-benar berpengaruh," kata Ross. "Kecuali Uni Eropa… sangat sulit bagi UE memberi konsesi karena bukan satu kesatuan. Ada 27 anggota dengan tujuan berbeda, dan masing-masing punya hak veto."

UE mungkin salah satu negosiasi tersulit, sementara Jepang, China, dan Vietnam diprediksi lebih cepat.

Masalah potensial

UE, yang pernah disebut Trump dibuat untuk melawan AS, bisa jadi masalah jika pemerintahan terlalu percaya diri.

MEMBACA  Semua yang Perlu Anda Ketahui tentang Negosiasi Nuklir Iran-AS | Fitur

Trump sudah kesal dengan lambatnya negosiasi dengan UE, bahkan mengancam tarif 50% sebelum ditunda 90 hari.

"UE sangat mungkin mandek karena sulit bersatu," kata Ross. "Tapi Vietnam, yang kena tarif besar, justru mengejutkan karena defisit AS naik akibat pabrik pindah dari China ke sana."

Dimon khususnya khawatir dengan UE karena sejarah dan potensi perpecahan.

"Tujuan AS harusnya membantu Eropa tetap kuat dan dekat. Jika ekonomi Eropa lemah sampai pecah, dunia akan mirip sebelum Perang Dunia II," tulisnya. Lama kelamaan, Eropa bisa tergantung pada China dan Rusia, mengubah sekutu AS jadi "negara bawahan" rival.

Cerita ini awalnya dimuat di Fortune.com