Delta Air Alami Peningkatan Laba Seiring Stabilitas Pemesanan yang Dorong Reli Saham

Oleh Rajesh Kumar Singh

CHICAGO (Reuters) – Delta Air Lines bilang pada Kamis bahwa pemesanannya udah stabil setelah turun tajam di Maret dan April, tapi masih lebih rendah dari perkiraan perusahaan di awal tahun.

Tapi, perbaikan ini cukup buat maskapai asal Atlanta ini kasih outlook laba setahun dan prediksi pendapatan lebih kuat di kuartal ini, yang bikin saham maskapai naik.

Seperti kebanyakan maskapai AS, Delta tarik prediksi keuangan 2025 di April karena perang dagang Presiden Donald Trump pengaruhi kepercayaan konsumen dan bisnis, bikin susah maskapai prediksi bisnisnya.

Sejak itu, eksekutif industri bilang permintaan perjalanan udah stabil. Tapi lalu lintas penumpang di AS masih turun dibanding tahun lalu, bikin harga tiket turun, kata data pemerintah.

Laporan laba Delta di kuartal kedua memperkuat pandangan ini. Pendapatan penumpang di kuartal Juni sama kayak tahun lalu, tapi kekuatan penetapan harga masih lemah di banyak wilayah.

Kelemahan paling terlihat di pasar domestik AS, di mana unit pendapatan – indikator kekuatan harga – turun 5% dari tahun lalu.

Eksekutif perusahaan berharap harga tiket domestik membaik di kuartal depan, berkat rencana industri buat kurangi kursi sensitif harga buat hindari tekanan diskon.

"Kami seneng dengan aksi industri buat sesuaikan kapasitas dengan permintaan setelah musim panas," kata CEO Ed Bastian ke analis. "Kursi di pasar rendah dijadwalkan berkurang."

Saham Delta naik sekitar 13%. United Airlines dan American Airlines masing-masing naik 15% dan 13%.

Southwest Airlines naik 8% dan Alaska Airlines naik 10%.

Bastian juga coba tenangkan kekhawatiran soal ekonomi AS, sebut permintaan kuat buat layanan premium maskapai dan kenaikan belanja konsumen di kartu kredit co-brand.

MEMBACA  Fakta Menarik Bali United Sebelum Bertanding Melawan Madura United, Pertahanan yang Kuat

Dia tambah bahwa undang-undang pajak dan belanja Trump, serta kemajuan negosiasi dagang, diperkirakan tingkatkan kepercayaan konsumen dan korporasi di paruh kedua tahun ini dan dorong permintaan perjalanan.

"Fundamental ekonomi AS kuat," kata Bastian.

OUTLOOK BELANJA PERJALANAN

Berbeda dengan nada optimis perusahaan, survei konsumen dan data belanja tunjukkan outlook yang tidak pasti di sisa tahun ini.

Lebih sedikit konsumen yang berencana belanja lebih buat perjalanan dibanding 12 bulan lalu, menurut survei Bank of America bulan lalu. Data kartu debit dan kredit bank juga tunjukkan belanja konsumen di maskapai turun lebih cepat di Juni.

Dengan konsumen ragu pesan tiket jauh-jauh hari, analis bilang visibilitas terbatas buat prediksi pemesanan maskapai setelah pertengahan Agustus.

Pemesanan perjalanan korporasi biasanya mengisi kekosongan di musim sepi setelah musim panas. Tapi data dari Airlines Reporting Corporation (ARC) tunjukkan pemesanan korporasi turun sejak awal tahun.

"Kami belum yakin itu akan terjadi," tulis analis Melius Research setelah telekonferensi laba Delta.

TARIF

Delta tegaskan tidak berencana bayar tarif buat pengiriman pesawat. Maskapai ini rencananya terima 40 pesawat baru tahun ini.

Bastian minta pembuat kebijakan ikuti contoh kesepakatan dagang AS-Inggris yang hapus tarif buat pesawat dan suku cadang antara dua negara.

"Kami harap template itu terus dipakai di negosiasi selanjutnya," katanya.

Delta prediksi laba disesuaikan $1,25-$1,75 per saham buat kuartal berakhir September, dibanding perkiraan rata-rata analis $1,31.

Untuk setahun, perusahaan prediksi pendapatan disesuaikan $5,25-$6,25 per saham. Laba disesuaikan di kuartal Juni $2,10 per saham, lebih tinggi dari perkiraan analis $2,06.

(Laporan oleh Rajesh Kumar Singh di Chicago dan Shivansh Tiwary di Bengaluru; Penyuntingan oleh Matthew Lewis dan Anil D’Silva)